Terbaca Ada Rahasia Jenderal, Motif Ferdy Sambo Habisi Brigadir J Sengaja Berputar di Isu Perselingkuhan

- 18 Agustus 2022, 12:44 WIB
Komplonas mendesak agar Ferdy Sambo segera dipecat, sementara KPK kini menyelidiki kasus amplop ‘titipan bapak’ dari Ferdy Sambo kepada LPSK
Komplonas mendesak agar Ferdy Sambo segera dipecat, sementara KPK kini menyelidiki kasus amplop ‘titipan bapak’ dari Ferdy Sambo kepada LPSK /

SUARA JAYAPURA - Sempai saat ini motif Irjen Pol Ferdy Sambo menghabisi nyawa Brigadir J belum juga jelas. 

Sejauh ini masih berputar pada dugaan perselingkuhan, pelecehan, cinta segitiga hingga hubungan sesama jenis atau LGBT. 

Motif itu menarik perhatian seorang mantan wartawan investigasi dalam konspirasi motif Ferdy Sambo yang ditulisnya. 

Baca Juga: Efek Kasus Brigadir J, Sosok 'Si Kumis' dan '303' Disebut Ingin Depak Kapolri

Sosok yang tidak ingin disebutkan namanya itu mempertanyakan kenapa motif pembunuhan Brigadir J hanya berputar di empat dugaan tersebut.

Kemudian sulitnya pengungkapan kasus tewasnya Brigadir J disebut karena keterangan Ferdy Sambo tidak bisa lagi dipercaya. 

Kondisi itu juga tidak jauh berbeda dengan Putri Candrawathi, dianggap pembohong. 

Pasalnya, dugaan pelecehan oleh Brigadir J ternyata tidak bisa dibuktikan hingga akhirnya pihak kepolisian menghentikan proses hukum laporan tersebut. 

Baca Juga: PROFIL Farel Prayoga, Penyanyi Cilik Nyanyi Ojo Dibandingke Bikin Jokowi-Menteri Berjoget

Putri Candrawathi mengaku masih syok atas dugaan pelecehan yang dialaminya. Karena itu, ia enggan muncul di depan umum atau periksa LPSK. 

Padahal 5 Agustus 2022, Ferdy Sambo dan istrinya menghadap ke Polri untuk menceritakan terkait pembunuhan Brigadir J.

Mantan wartawan investigasi itu kemudian mengarahkan konspirasi dugaan motif pembunuhan Brigadir J ke Satgasus Merah Putih yang sebelumnya dipimpin oleh Ferdy Sambo.

Penjelasan itu sebelumnya telah diberitakan pikiran-rakyat berjudul "Ada Hal yang Lebih Besar, Motif Sambo Bunuh Brigadir J Diduga Sengaja Dibuat Berputar di Isu Perselingkuhan".

"Coba hitung berapa triliun (rupiah) duit rampasan dari barbuk Narkoba, belum nanti dapat bayaran dari bandarnya. Jadi kalau ada bandar Narkoba ketangkap barangnya dirampas, dan bandarnya diperas," katanya.

Baca Juga: 'Sihir' Jokowi Buka Peluang Ukraina dengan Rusia Berdamai, Pengamat: On The Right Track Ya...

"Kemudian dari judi offline dan judi online, setorannya juga gila-gilaan. Contoh kecil kalau ada penjudi kelas kampung lagi ditangkap polisi, misalnya 6 orang, maka masing-masing orang minimal setor Rp50-100 juta supaya nggak diproses hukum," ujarnya.

"Bisa dibayangkan pemerasan di TK bandar besar perjudian. Judi online duitnya lebih gila lagi, tiap bulan setornya ke Satgassus, seperti info yg beredar Rp800 miliar," ucap mantan wartawan investigasi itu menambahkan.

Ia juga menjelaskan masih banyak lagi bisnis-bisnis hitam yang ditangani oleh Satgasus Merah Putih ini.

"Dimana uang Satgassus dari jadi backing judi offline dan online, dari bandar Narkoba, backing prostirusi dan lain-lain? Kabarnya disimpan di sebuah bunker yang hingga saat ini pun belum ditemukan oleh kelompok polisi yang mencari," katanya.

Baca Juga: Pengacara Brigadir J Dukungan Status Justice Collaborator Bharada E: Dia Disuruh

Mantan wartawan investigasi itu juga menuturkan bahwa Satgasus Merah Putih yang dipimpin Ferdy Sambo bisa leluasa bergerak dalam tubuh Polri karena sang 'bos' rajin membagikan uang yang dihimpun satuannya dari hulu sampai hilir.

Lalu, apa hubungannya dengan Brigadir J?

"Selain sebagai anggota ajudan Sambo, Brigadir J juga anggota Satgassus. Tentu dia mengerti alias paham betul praktek-praktek kotor di Satgassus," kata mantan wartawan investigasi itu.

"Sambo termasuk Ketua Satgassus terlama karena menjabat sejak tahun 2020, sebelumnya Idham Azis yang kemudia menjadi Kapolri menggantikan Tito Karnavian," ucapnya.

Baca Juga: Pesan Spiritual dalam Angka 77, Artinya Bagi Indonesia yang Baru Merayakan HUT Hari Ini

"Kabarnya Sambo sendiri sudah mengeplot dirinya dua tahun lagi menjadi Kapolri, karena memiliki modal duit yang dikumpulkan untuk bisa menguyur berbagai pihak untuk meloloskan dirinya bisa jadi Kapolri," tuturnya menambahkan.

Akan tetapi menurut salah satu sumber, mantan wartawan investigasi mengatakan Brigadir J membocorkan sisi gelap Ferdy Sambo dan Satgasus Merah Putih ke petinggi Polri.

"Namun menurut sumber, entah karena kasus apa, Brigadir J yang memegang kartu truf Ferdy Sambo, melaporkan ke petinggi Polri berbagai video dan foto serta informasi aksi-aksi Satgasaus berkait dengan penghimpunan duit hitam," katanya.

Baca Juga: Meski Dihantui Krisis dan Konflik, Jokowi Tegaskan Lima Agenda Besar Nasional Tak Boleh Terhenti

"Tak pelak Sambo pun marah luar biasa karena yang dilaporin Brigadir J adalah petingi yang juga ingin jadi Kapolri. Jadi ini ada perang bintang untuk saling menjatuhkan, untuk merebut singgasana Trunodjoyo 1 alias Kapolri," tuturnya menambahkan.

Selain itu, yang menjadi perhatian adalah keterangan terkait penyiksaan yang dialami Brigadir J sebelum dibunuh.

Jika memang hanya sekadar asmara atau perselingkuhan, cukup mencurigakan jika Brigadir J sampai harus disiksa hingga kehilangan nyawa.

Padahal, kaitan asmara yang selama ini disebut sebagai motif pembunuhan Brigadir J disebut tidak akan mempengaruhi harta kekayaan maupun jabatan hingga karier Ferdy Sambo di Kepolisian.

Baca Juga: Cek Fakta: Kehamilan AKP Rita Yuliana Diketahui Putri Candrawathi, Ferdy Sambo Kalap Habisi Brigadir J

"Sebagai mantan wartawan investigasin naluri saya mengatakan, ini tak sekedar asmara, perselingkuhan atau pelecehan seks? Ini ada masalah yg lebih besar," ucapnya.

"PPATK juga rasanya gak akan menemukan duit Sambo, karena duit Sambo tidak mampir ke bank tapi yaitu tadi ditumpuk di suatu tempat, dan salah satunya Brigadir J yang tahu. Dimana? Mari berburu harta karun Sambo," kata mantan wartawan investigasi itu menambahkan.

Singkat cerita, jika motif pembunuhan Brigadir J hanya karena pelecehan atau asmara, saksi yang akan diperiksa adalah Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo. Padahal, terbukti keduanya selama ini berbohong untuk kejadian yang sebenarnya.

"Jadi feeling saya nanti kasus pembunuhan Brugadir J akan dilokalisir ke hanya seputar asmara, hubungan cinta dan seks, karena kalau motifnya itu relatif yang tersenggol tidak banyak," ujar mantan wartawan investigasi tersebut.

Baca Juga: Sejak Awal Sudah Tahu Bharada E Bukanlah Pelakunya, Pengacara Brigadir J Dukung Status JC

"Bahkan mungkin 53 polisi yg terlibat pembunuhan Brigadir J, palingan tidak dihukum tapi hanya dimutasi saja," ucapnya.

"Mengapa kita tidak 'menggugat' bahwa pembunuhan itu bukan berlatar belakang asmara tapi berkait dengan praktek Satgassus yg banyak mengeruk duit dari bisnis dunia hitam?," katanya menambahkan.

Mantan wartawan investigasi itu bahkan mendapatkan sumber dari mantan penghuni penjara Bareskrim terkait praktik yang dilakukan Satgasus Merah Putih ini.

"Dari sebuah sumber yang juga mantan penghuni penjara Bareskrim, dia mengatakan bahwa untuk satu kasus yang ditangani Satgassus dari perusahaan investasi bodong dan pencucian uang PT E misalnya, Satgassus bisa mengeruk alias menyita sekitar Rp2 Triliun berupa mobil-mobil mewah, berlian, emas dan uang cash baik Rupiah maupun Dolar," tuturnya.

Baca Juga: Tingkatkan Produktivitas Pertanian di Papua, Petani Go Digital Berkenalan dengan Smart Farming

"Itu baru satu perusahaan, hitung sudah berapa puluh perusahaan investasi bodong yang pemiliknya ditangkap dan dihukum kemudian hartanya dirampas?," ucapnya menambahkan.

Dia juga membongkar terkait barang-barang rampasan dari para pelaku yang diamankan tersebut, yang disebut-sebut masuk ke ruang penyimpanan Satgasus Merah Putih.

"Lalu kok bisa barang-barang rampasan tersebut tidak dibawa ke kejaksaan sebagai barbuk? Inilah pinternya orang-orang Satgassus?," ucapnya.

"Untuk kasus-kasus investasi bodong atau tindakan penyucian uang mereka mengenakan pasal 378 (penipuan), bukan pasal Tindak Pencucian Uang, sehingga barbuk bisa ditahan mereka (satgassus)," tuturnya.

"Bayangkan banyak mobil mewah, perhiasan, berlian, dan barang-barang mahal lainnya plus duit cash. Dari barang dan uang rampasan kasus pencucian uang atau investasi bodong aja, luar biasa besarnya. Gak bisa bayangkan dengan bisnis hitam lainnya," kata mantan wartawan investigasi itu menambahkan.*** (Eka Alisa Putri/pikiran-rakyat)

Editor: Muhammad Rafiq

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x