Network
SUARA JAYAPURA - Tas Hermes tidak lepas dari perbincangan publik karena harganya yang mahal, tidak bisa dimiliki sembarang orang, dan banyak dipakai para artis ternama.
Harganya tidak main-main mulai dari puluhan juta hingga miliaran rupiah membuat Tas Hermes begitu istimewa.
Di sisi lain Tas Hermes, ada fakta menarik yang mesti ketahui. Hal itu diungkap Rocky Gerung, bahwa ada sejarah hak asasi manusia.
Ia mengatakan Tas Hermes awalnya sebuah tas yang digunakan artis Amerika Serikat, Grace Kelly untuk menutupi kehamilannya agar tidak ketahui wartawan di negara itu.
"Hermes itu justru disebut sebagai tasnya Grace Kelly, karena Grace Kelly pakai tas itu untuk menutupi kandungan dia dari Paparazzi tuh," kata Rocky Gerung, seperti dikutip suarajayapura.com dari akun TikTok @majelislogika_ pada Rabu, 27 Maret 2024.
Selai itu, kata Rocky Gerung, Tas Hermes juga pernah dipakai Grace Kellu untuk memukul petugas di salah satu restoran di AS.
Saat itu, Grace Kelly datang bersama sahabatnya seorang sastrawan dari kulit hitam ke restoran merah di Los Angeles, California, AS.
Baca Juga: Iklan Shopee Garansi Tepat Waktu Langsung Meledak, Ada Vidi Aldiano Jadi Pengisi Lagu
Keduanya dihadang petugas restoran karena Grace Kelly datang dengan seorang pria kulit hitam. Saat itu, restoran tersebut memang tidak menerima pengunjung dari ras tersebut.
Aturan itu membuat Grace Kelly murka dan memukul petugas restoran menggunakan Tas Hermes yang ia kenakan.
"Tas Hermes pernah dipakai oleh Grace Kelly buat gebukin petugas yang punya restoran di Los Angeles," tutur Rocky Gerung.
"Dia mau masuk, makan di restoran Italia atau gitu, di tahan oleh yang punya, dia datang dengan sastrawan kulit hitam, kata Grace Kelly itu temen gue dia mau makan sama-sama," sambungnya lagi.
Baca Juga: Siapa Istri Kedua Ustaz Khalid Basalamah? Pernah Cerita Ditawari Poligami
Dari kejadian itu, Rocky Gerung menyebut dibalik kemewahan Tas Hermes ada sejarah hak asasi manusia di dalamnya.
"Hermes itu dipakai gaplok. Jadi itu tas yang didalamnya ada jejak hak asasi manusia," jelas Rocky Gerung.***
