BOIKOT, Ini Daftar Perusahaan Israel di Indonesia Bisa Jadi Sasaran

- 4 Desember 2023, 20:44 WIB
Ilustrasi seruan boikot Israel.
Ilustrasi seruan boikot Israel. /Reuters/Steffi Loss/

SUARA JAYAPURA - Gerakan boikot terhadap perusahaan atau merek yang berasal dari dan atau pendukung penjajah Israel semakin meluas saat serangan makin meningkat di wilayah Gaza, Palestina. 

Masyarakat dunia murka karena Israel seakan tidak peduli dengan warga sipil, terus-terusan membombardir tanpa pandang bulu. Mayoritas anak-anak dan perempuan tak luput dari serangan mereka. 

Kini, Israel melanjutkan serangan intensif di Palestina, terutama bagian utara dan selatan Gaza. Operasi darat bahkan diperluas ke seluruh Gaza pada Minggu, 3 Desember 2023 malam. 

Baca Juga: Belum Habis Penjajah Israel, Gedung Putih AS Kehabisan Uang Bantu Ukraina

Dilansir dari laman resmi BDS Movement, gerakan boikot ternyata terus meluas terhadap perusahaan Israel dan multinasional. 

"Kita harus fokus secara strategis pada sejumlah perusahaan dan produk yang dipilih dengan hati-hati demi dampak yang maksimal," tulis BDS Movement, dikutip pada Senin, 4 Desember 2023. 

BDS Movement kemudian membagi sasaran boikot menjadi empat kategori, yakni sasaran boikot konsumen, sasaran divestasi, sasaran tekanan (bukan boikot), dan sasaran boikot organik.

Gerakan boikot terhadap perusahaan yang masuk ke dalam daftar kategori sasaran boikot konsumen didasarkan pada catatan perusahaan yang terbukti terlibat dalam penindasan oleh Israel kepada Palestina.

Baca Juga: Gerakan Boikot Produk Israel Berhasil, Negara Penjajah Rugi Besar

Sasaran divestasi adalah gerakan yang memberikan tekanan kepada pemerintah, lembaga, dan dana investasi untuk mengecualikan dan melakukan divestasi (pengurangan modal) terhadap perusahaan yang terlibat dalam usaha pemukiman ilegal Israel, serta database WhoProfits dan AFSC Investigate.

Perusahaan yang masuk ke dalam daftar sasaran boikot organik tidak diserukan untuk diboikot. Namun, BDS Movement secara strategis mengajak pendukung dan lembaga untuk memberikan tekanan sampai perusahaan-perusahaan tersebut mengakhiri kerja sama dengan Israel.

Berikut daftar perusahaan yang terdapat di Indonesia dan masuk ke dalam tiga daftar tersebut. 

Baca Juga: Israel Ngotot Terus Perang di Gaza, Hamas Bicara Sandera

Sasaran Boikot Konsumen

1. Siemens

Menurut BDS Movement, perusahaan asal Jerman ini telah menjadi kontraktor utama untuk Euro-Asia Interconnector.

Mereka berencana membangun kabel listrik bawah laut Israel-UE untuk menghubungkan pemukiman ilegal Israel di wilayah Palestina ke Eropa.

2. Puma

Puma menjadi sponsor tunggal Asosiasi Sepak Bola Israel (IFA) dan mengatur tim di pemukiman ilegar Israel di tanah Palestina. 

"Dukungan Puma terhadap IFA secara langsung mendukung pelanggaran hak asasi manusia dan hukum internasional di luar lapangan, serta memungkinkan rezim pemukiman Israel untuk terus berkembang," lanjut BDS Movement.

3. AXA

Perusahaan asuransi raksasa ini terus berinvestasi di bank-bank Israel yang mendanai perang, pencurian tanah, dan sumber daya alam Palestina.

AXA menguasai saham di Bank Hapoalim, Bank Leumi, dan Mizrahi Tehafot. Melalui anak perusahannya, sahamnya sebesar 64 persen di AXA Equitable Holdings.

Tidak hanya itu, AXA juga memiliki investasi di lima bank utama Israel, diantaranya Bank Hapoalim, Bank Leumi, First International Bank of Israel, Israel Discount Bank, dan Mizrahi Tefahot Bank.

4. HP Inc

Perusahaan ini menyediakan dan mengoprasikan teknologi yang digunakan Israel untuk menjaga sistem apartheid, pendudukan, dan kolonialisme pemukiman di atas rakyat Palestina.

"Selain menyediakan layanan dan teknologi kepada tentara dan polisi Israel yang menjaga pendudukan ilegal Israel dan pengepungan Gaza, HP juga menyediakan Itanium servers eksklusif kepada Otoritas Penduduk dan Imigrasi Israel untuk sistem Aviv mereka," ungkap BDS Movement.

Baca Juga: Prajurit Israel Tembak Warganya Sendiri, Dikira Milisi Hamas

Sasaran Divestasi

1. Hyundai

Dalam catatan BDS Movement, mesin dari HD Hyundai, Volvo , CAT, dan JCB telah digunakan Israel untuk mengusir paksa warga Palestina dengan cara penghancuran rumah, pertanian, dan bisnis, serta pembangunan pemukiman ilegal di tanah Palestina yang direbut.

2. Chevron

Chevron merupakan perusahaan internasional utama mengekstraksi gas yang diklaim oleh Israel di Timur Mediterania.

Perusahaan multinasional minyak dan gas AS ini bahkan diklaim menghasilkan miliaran pendapatan, memperkuat kas perang dan sistem apartheid Israel, serta memperparah krisis iklim.

Baca Juga: Hamas Kembali Tegaskan Penjajah Israel Tidak Akan Mencapai Tujuannya

Sasaran Tekanan (bukan boikot)

1. Google dan Amazon

Eksekutif Amazon Web Services dan Google Cloud dilaporkan telah menandatangani kontrak senilai US$1,22 miliar atau sekitar Rp18,86 triliun (asumsi kurs Rp15.463/US$) untuk menyediakan teknologi cloud kepada pemerintah dan militer Israel pada Mei 2021 lalu.

"Dengan mendukung apartheid Israel dengan teknologi penting, Amazon dan Google secara langsung terlibat dalam seluruh sistem penindasannya, termasuk genosida yang sedang berlangsung di Gaza," tulis BDS Movement.

2. Airbnb dan Booking.com

Airbnb asal AS dan Booking.com asal Belanda menjadi sasaran tekanan karena menawarkan sewa penginapan di pemukiman ilegal Israel yang dibangun di tanah Palestina.

Pada 2018 lalu, Airbnb mengumumkan bahwa pihaknya akan menghapus seluruh properti di pemukiman Israel dari situs web mereka. Namun, setelah protes di Israel, perusahaan asal Amerika Serikat (AS) itu membatalkan keputusan tersebut.

3. Walt Disney

Raksasa hiburan asal AS, Walt Disney, telah memberikan bantuan sebesar US$2 juta atau sekitar Ro30,9 miliar ke Israel untuk menanggulangi dampak dari serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu. Dilaporkan, bantuan tersebut diserahkan pada 12 Oktober 2023.

Secara rinci, Disney mendonasikan US$1 juta (Rp15,46 miliar) kepada Magen David Adom, afiliasi dari Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah yang menyediakan layanan medis darurat dan perbankan darah di Israel.

Sementara, US$1 juta lainnya diserahkan kepada organisasi nirlaba yang bekerja di Israel untuk pemberian bantuan kepada anak-anak.***

Editor: Muhammad Rafiq


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah