Lagi! Hacker Bjorka Bongkar Identitas Otak Pembunuhan Munir, Lengkap dengan Kronologinya

11 September 2022, 11:40 WIB
Kembali Berulah! Bjorka Beberkan Kasus Pembunuhan Munir, Sosok Ketua Partai Ini Jadi Sorotan. /

SUARA JAYAPURA - Salah satu hacker terkenal Bjorka belum lama ini viral di mana-mana. 

Hacker tersebut telah berhasil membobol data rahasia negara. 

Seperti data rahasia negara dari Kominfo, BIN, KPU RI hingga data Presiden pun dibobolnya.

Baca Juga: Papua Nugini Diguncang Gempa Dahsyat, Terasa hingga di Indonesia

Terbaru yang paling menyita perhatian publik, Bjorka berhasil mengungkap otak pembunuhan Munir.

Aktivis HAM bernama lengkap Munir Said Thalib itu dibunuh oleh seseorang yang kini menjabat sebagai ketua partai. 

Diberitakan portalsulut.com berjudul "Bjorka Bongkar Otak Dibalik Pembunuhan Munir, Berikut Nama Lengkap dan Alamatnya!" Bjorkan mengungkap identitasnya. 

"Saya akan memberi Anda nama jika Anda bertanya siapa yang berada di balik pembunuhan Munir. Dia adalah Muchdi Purwopranjono yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Berkarya," ungkapnya melalui telegram milik Bjorka dan bisa diakses di https://telegra.ph/who-killed-munir-09-10.

Baca Juga: Ikatan Cinta 11 September 2022: Usai Hubungi Nino, Elsa Pergi ke Pondok Pelita, Ngapain Mba?

Lebih jelasnya, Bjorka menulis Munir adalah koordinator KontraS yang sangat vokal mengungkap mengungkap penculikan 13 aktivis periode 1997-1998.

Munir mengungkap bahwa pelakunya adalah anggota Kopassus yang dikenal dengan Tim Operasi Mawar.

Muchdi Purwopranjono, Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus jadi menjadi tidak senang dengan Munir.

Akibatnya, Muchdi harus diberhentikan dari jabatan barunya selama 52 hari. Kemudian diangkat jadi Kepala Deputi V BIN pada 27 Maret 2003.

Baca Juga: Curiga Ada 'Main Mata', Rekonstruksi Hanya Tonjolkan Adegan Putri Candrawathi di Ranjang

"Posisi yang membuka banyak peluang untuk menghentikan aktivitas korban mendiang Munir yang merugikan terdakwa," tulis Bjorka.

Muchdi kemudian memanfaatkan jaringan nonorganik BIN, Pollycarpus Budihari Priyanto, pilot PT Garuda Indonesia Airways, untuk membunuh jiwa Munir.

Karena saat itu diketahui Munir akan terbang ke Belanda menggunakan Garuda Indonesia.

Pollycarpus ditempatkan sebagai staf keamanan penerbangan sehingga dia bisa mengambil penerbangan PT Garuda Indonesia Airways, termasuk pesawat yang nantinya akan ditumpangi Munir.

Baca Juga: Evolusi Kijang Innova 2023 'Ga Ngotak', MPV Andalan Toyota Generasi Ketiga, Desainnya Gokil!

Pollycarpus membuat surat rekomendasi kepada PT Garuda Indonesia Airways untuk ditempatkan di corporate security.

Draf surat itu diketik Pollycarpus menggunakan komputer di ruang staf Deputi V BIN. Lalu surat itu dikoreksi oleh saksi Budi Santoso yang sempat bertanya,

"Ini untuk apa?" tanya Budi Santoso. 

"Pak, saya mau ikut corporate security karena banyak masalah di Garuda." jawab Polly.

Baca Juga: Toyota Bakal Hentikan Produksi Kijang Innova Diesel, Ini Penggantinya Lebih Gagah dan Canggih

Budi Santoso juga bersedia mengoreksi surat tersebut karena mengetahui Polly adalah jaringan nonorganik Muchdi.

Polly kemudian membawa surat itu ke kamar Muchdi. Selang beberapa hari, ia memberi tahu Budi Santoso.

"Pak, saya mendapat tugas dari Pak Muchdi Purwopranjono untuk membunuh Munir." katanya.

Surat tersebut kemudian ditandatangani dan dimasukkan ke dalam amplop BIN bernomor R-451/VII/2004, yang kemudian diserahkan langsung oleh Polly kepada Indra Setiawan, Direktur Utama PT Garuda Indonesia Airways.

Baca Juga: BARU TERUNGKAP Brigadir J Sempat Diselamatkan Bripka RR Sebelum Ditembak Bharada E, Begini Ceritanya

Polly akhirnya ditugaskan sebagai staf keamanan perusahaan seperti yang diminta.

Selanjutnya Polly menelepon ponsel Munir yang diterima Suciwati untuk menanyakan kapan Munir akan berangkat.

Dikabarnya Suciwati bahwa suaminya akan berangkat Senin, 6 September 2004 menggunakan pesawat Garuda Boeing 747-400 nomor penerbangan GA-974.

Polly juga mengatur agar bisa ikut penerbangan sebagai extra crew.

Baca Juga: Polri Khawatir Jika Ungkap Hasil Tes Kebohongan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi ke Publik

Padahal di tanggal keberangkatan Munir, Polly seharusnya menjadi pilot utama untuk penerbangan ke Peking, Cina, dari 5 September hingga 9 September 2004.

Maka pada Senin malam, Polly berhasil menerbangkan pesawat bersama Munir yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta.

Pukul 23.32 WIB, setelah terbang sekitar 120 menit, pesawat mendarat di Bandara Changi Singapura.

Polly yang sudah lebih dulu bertemu dengan Munir membawa korban ke Coffee Bean melalui Gerbang 42.

Baca Juga: Toyota Kijang Innova Berevolusi Jadi Generasi Ketiga, Mengaspal Dua Bulan Lagi

Munir menunggu Polly memesan dua minuman yang salah satunya sudah diberikan racun arsenik kepada korban.

Minuman itu lalu diberikan kepada Munir dan dihabiskan.

Selanjutnya, Munir kembali ke pesawat untuk melanjutkan penerbangan. Sementara itu, Polly kembali ke Jakarta.

Selasa sekitar pukul 10.47, Polly menghubungi Budi Santoso dan mengatakan: "Menemukan ikan besar di Singapura."

Baca Juga: Waduh! Pesaing Baru Toyota Kijang Innova Punya Desain Baru, Cek Dijual di Indonesia?

Munir kemudian meninggal dua jam sebelum pesawat mendarat di atas langit Rumania di Bandara Schipol Amsterdam, Belanda.

Berdasarkan hasil otopsi pihak berwenang Belanda, tubuh Munir mengandung 3,1 miligram racun arsenik.

Ada proses pengadilan dalam kasus ini. Namun, tabir misteri tidak pernah terungkap dengan jelas.

Putusan hakim terhadap terdakwa Muchdi pada Rabu, 31 Desember 2008, jauh dari tuntutan jaksa 15 tahun penjara.

Baca Juga: Ganteng Parah! Toyota Fortuner Leader Bikin Pesaingnya 'Gulung Tikar', Ini Kelebihannya

"Menyatakan terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan merencanakan pembunuhan Munir, sesuai dakwaan jaksa," kata Ketua Majelis Hakim Suharto.

Tercatat ada tiga orang yang pernah duduk di kursi penjara atas tuduhan melakukan pembunuhan Munir menghirup udara bebas.

Indra Setiawan seorang mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia yang divonis majelis hakim karena ikut membuat surat palsu da telah dibebaskan setelah menjalani satu tahun penjara.

Lalu Pollycarpus yang dituduh sebagai algojo pembunuhan Munir sudah dibebaskan pada 28 September 2014.

Baca Juga: Harga BBM Pasti Turun Jika Faktor Ini Benar Terjadi, Pemerintah: Pasti...

Sementara Muchdi dibebaskan dari tuduhan merencanakan pembunuhan terhadap aktivis tersebut.

Tak lupa A.M Hendropriyono menjabat sebagai ketua BIN, dan Megawati menjabat sebagai Presiden. Jadi tidak mungkin seorang deputi bisa bertindak sendiri.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga berjanji akan menuntaskan kasus pelanggaran HAM masa lalu, salah satunya kasus pembunuhan aktivis HAM Munir.

Janji Jokowi untuk menuntaskan kasus kematian Munir kembali ditagih. Karena sejak kontrak dibuat, kasus Munir masih dalam penanganan.

Baca Juga: Bukti Putri Candrawathi dan Om Kuat Berduaan di Kamar, Adegan Dewasa? Refly Harun: Sambo Nggak Peduli

Kini, kasus kematian Munir terancam kadaluarsa jika tidak ada penuntutan atau status pasien tidak berubah menjadi pelanggaran HAM berat.

"Apa yang terjadi dengan janji Anda Pak Presiden?" tanya Bjorka.

Itulah tulisan Bjorka terkait dalang pembunuhan Munir dan sudah trending di Twitter dan telegram grup miliknya.***

Editor: Muhammad Rafiq

Sumber: Portalsulut.com

Tags

Terkini

Terpopuler