SUARA JAYAPURA - Lawatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Ukraina dan Rusia memberikan kesan positif dari para pemimpin dunia.
Sekaligus membuktikan bahwa Indonesia memiliki andil dalam mewujudkan perdamaian di muka bumi.
Tidak hanya itu, Jokowi juga dianggap sukses membawa pesan perdamaian secara langsung kepada Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Baca Juga: Kabar dari Pemerintah Soal Payung Hukum Pemilu dan Kursi Wakil Dewan di Daerah Pemekaran Papua
Selain misi perdamaian, juga membawa mendorong gar ketersediaan dan rantai pasok pangan global agar ketahanan pangan dunia bisa terjaga.
Pasalnya, invasi Rusia di Ukraina berdampak terhadap beberapa sektor kehidupan, termasuk pangan.
Meski dalam kunjungannya, orang nomor 1 Indonesia itu juga membahas soal kerjasama antar negara.
Baca Juga: Jokowi Kantongi Nama Pengganti Menpan RB, Kader PDIP atau PAN? Mahfud MD: Saya Yakin
Menariknya dibalik itu, diterimanya Jokowi oleh pemimpin negara yang sedang bertikai itu juga membuktikan peran Indonesia begitu dihargai.
Terbukti Jokowi adalah satu-satunya pemimpin negara yang diterima Presiden Ukraina dan Rusia dalam waktu berdekatan.
Bahkan, pimpinan negara Asia pertama yang berani datang secara langsung ke Ukraina dan Rusia.
Baca Juga: Terobosan Aplikasi MyPertamina Jadi Bulan-bulanan DPR RI, Banyak yang Dikritik
"Tidak ada pemimpin Negara yang diterima kedua belah pihak dalam waktu dekat," kata Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto usai memberikan keterangan pers terkait evaluasi PPKM di Istana Negara, Jakarta pada Senin.
Airlangga Hartarto menilai bahwa Jokowi diterima secara baik oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, pada saat kedua negara tersebut masih berstatus perang.
"Ini hanya Bapak Presiden dan itu Pak Jokowi, jadi menunjukkan kedua pemimpin yang sedang bertikai itu menerima kehadiran Bapak Jokowi," tambahnya, dikutip suarajayapura.com dari Antara.
Baca Juga: Termasuk Yamaha R1 dan Kawasaki ZX10R, Ini Daftar Motor yang Diralang Gunakan Pertalite
Adapun kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia mengutamakan isu ketersediaan dan rantai pasok pangan global agar ketahanan pangan dunia bisa terjaga.
Dalam kunjungannya, Jokowi berpesan agar ekspor gandum dari Ukraina serta ekspor komoditas pangan dan pupuk dari Rusia bisa kembali aktif ke dalam rantai pasok global.
"Itu jadi bagian dari proses perdamaian dan proses perdamaian kan sebuah proses yang berjalan terus, bukan instan, jadi ini merupakan awal yang baik," kata Airlangga.
Baca Juga: Jokowi Bawa 'Oleh-oleh' Usai Berkunjung dari 4 Negara, Salah Satunya Nasib Umat Manusia
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah juga menyebut Jokowi menjadi pemimpin pertama dari kawasan Asia yang mengunjungi Ukraina.
"Yang perlu kita garisbawahi, Bapak Presiden (Jokowi) adalah satu-satunya pimpinan dari Asia yang bisa melakukan kunjungan ke dua tempat dalam satu rangkaian kunjungan, ke Ukraina dan ke Rusia. Sudah bertemu dengan Presiden Ukraina dan akan bertemu Presiden (Vladimir) Putin," kata Faizasyah.
Sebelumnya, Jokowi berkunjung di Ukraina pada 29 Juni 2022 dan disambut Presiden Zelenskyy di Istana Mariinsky, Kiev.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Ungkap Sifat Tersembunyi Dalam Diri dari Gambar Pertama Dilihat
Dalam pertemuan itu, Jokowi menyampaikan kunjungannya merupakan wujud kepedulian Indonesia untuk Ukraina.
"Saya menawarkan diri untuk membawa pesan dari Presiden Zelenskyy untuk Presiden Putin yang akan saya kunjungi segera," tutur dia.
Usai dari Ukraina, Jokowi bertolak ke Moskow, Rusia untuk melanjutkan lawatan perdamaian dan bertemu Putin.***
INFORMASI: Dapatkan berita terbaru dan pilihan setiap hari dari suarajayapura.com di Google News KLIK DI SINI