Data tersebut juga dipercaya Perserikatan Bangsa-Bangsa, kalangan pembela hak asasi manusia, dan lembaga-lembaga intelijen Amerika.
Menanggapi data itu, Regev mengatakan korban tersebut berasal dari Hamas dan tidak meyakini jumlah tersebut.
Namun Medhi Hasan, jurnalis MSNBC yang memandu wawancara tersebut, mengingatkan soal jumlah korban jiwa yang dicatat oleh Kementerian Kesehatan Gaza selama dua konflik besar-besaran yang terjadi di Gaza pada 2009 dan 2014.
Jumlah tersebut, kata Hasan, sama dengan catatan yang ketika itu dimiliki oleh militer Israel.
Baca Juga: AS dan Israel Potensi Pecah Kongsi soal Gaza dan Tepi Barat
Diingatkan data itu, Regev malah berkilah bahwa jumlah korban itu dipublikasikan oleh Hamas dan kebenarannya tidak dipastikan oleh organisasi independen.
"Hamas.... mengendalikan Jalur Gaza, dan akibatnya, mereka mengontrol semua gambar yang keluar dari Gaza," kata penasihat itu.
"Anda tidak tahu berapa banyak dari mereka yang merupakan teroris Hamas, petempur, dan berapa banyak yang warga sipil. Hamas menginginkan orang percaya bahwa mereka semua itu adalah warga sipil, anak-anak," kata Regev.
Regev kemudian balik melontarkan pertanyaan kepada sang pewawancara,
"Anda memangnya pernah liat foto satu saja teroris Hamas mati dalam pertempuran di Gaza?"