Kata Peneliti PDIP Tidak Perlu Strategi Khusus untuk Rebut Suara NU, Ada Sejarahnya

- 8 September 2023, 11:01 WIB
Bendera PDIP.
Bendera PDIP. /Pikiran Rakyat/Egi Septiadi /

SUARA JAYAPURA - PDI Perjuangan (PDIP) dinilai tidak perlu menyiapkan strategi khusus untuk menarik suara warga Nahdatul Ulama (NU) dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Hal itu diungkapkan Peneliti Utama Politik BRIN Siti Zuhro, bahwa PDIP memiliki lumbung suara dari warga NU. 

Fakta itu tidak terlepas dari sejarah NU dan Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan oleh Presiden Pertama RI Soekarno pada tahun 1927. Kedua organisasi politik ini memiliki keterkaitan satu sama lain.

Baca Juga: Hari Ini Mario Dandy Satriyo Jalani Sidang Vonis, Ini Kata Rafael Alun

"Jangan lupa sebetulnya mengapa NU dan PNI dulu kala diteruskan dengan PDIP, PKB dan PPP dapat bekerja sama? Mereka itu punya ceruk dukungan yang berimpit, jadi warga NU itu tidak asing dengan PNI," ujarnya pada Kamis, 7 September 2023. 

Dalam catatan sejarah, sebelum PDIP terbentuk, berawal dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang dibentuk pada 10 Januari 1973.

Partai ini dibentuk dari partai gabungan PNI dengan Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Partai Murba), Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI), Partai Kristen Indonesia (Parkindo) dan Partai Katolik.

Kemudian, PDIP akhirnya mampu eksis dan menunjukkan partai yang paling banyak dipilih oleh warga NU berdasarkan survei Litbang Kompas pada Mei 2023. 

Baca Juga: Jabatan Suami Seleb TikTok Probolinggo Dicopot, Kapolres: Kerugian untuk Negara

Halaman:

Editor: Muhammad Rafiq


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah