Network
SUARA JAYAPURA - Majelis Syuro atau Kongres XVII Nasional Pemuda Muslimin Indonesia yang berlangsung dengan lancar dan tertib di kota Surabaya telah berhasil menghadirkan regenerasi kepemimpinan dengan terpilihnya Usep Nukliri sebagai ketua umum masa Jihad 2023 - 2028.
Dalam perhelatan kongres ini juga terpilih tim formatur yang diberikan tugas untuk membantu ketua umum dalam merumuskan dan menentukan komposisi dan personalia struktur Pimpinan Besar Pemuda Muslimin Indonesia.
Namun dalam perjalanannya, PW Pemuda Muslim Papua menilai telah terjadi tindakan tak etis yang dilakukan oleh tim formatur, di mana tim formatur tidak meminta rekomendasi Pimpinan Wilayah untuk mendistribusikan kadernya untuk terlibat dalam susunan struktur Pimpinan Besar.
Baca Juga: Asosiasi Pendeta Indonesia Papua Menolak Militer Jadi Pj Gubernur Papua
"Hal ini sangat tidak etis, karena terkesan tim formatur seenaknya mencomot nama kader dari daerah untuk ditempatkan dalam struktur Pimpinan Besar tanpa meminta ijin dari Pimpinan Wilayah," Ketua PW Pemuda Muslim Papua, Kamaruddin M. Fajar kepada media ini pada Rabu, 2 Agustus 2023.
Selain itu, berdasarkan kesepakatan dalam forum pengambilan keputusan tertinggi (Majelis Syuro) bahwa tim formatur diberikan tugas selama 14 hari untuk menyelesaikan struktur Pimpinan Besar.
Kamaruddin menilai hal itu tentu menjadi pelanggaran keputusan organisasi.
Ditambah lagi, telah terjadi dualisme keputusan terkait Sekretaris Jenderal, yakni keputusan formatur yang melaksanakan rapat di kota Manado serta keputusan rapat formatur di kota Bogor dengan menghasilkan sekretaris jenderal yang berbeda.
