Insiden ini merupakan yang pertama kalinya terjadi dalam sejarah sepakbola Indonesia, dimana ada suporter meninggal lebih dari seratus orang.
Mahfud MD menegaskan bahwa kerusuhan di Stadion Kanjuruhan itu bukan bentrok antar supporter Persebaya Surabaya dengan Arema FC.
Sebab pada pertandingan itu supporter Persebaya tidak boleh ikut menonton.
"Supporter di lapangan hanya dari pihak Arema. Oleh sebab itu, para korban pada umumnya meninggal karena desak-desakan, saling himpit, dan terinjak-injak, serta sesak nafas. Tak ada korban pemukulan atau penganiayaan antar supporter," jelasnya.***