Pemerintah Seret Panita Pelaksana, Aparat Sudah Ingatkan Sejak Awal Tapi Diabaikan

- 2 Oktober 2022, 09:14 WIB
Potret ketika terjadi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang dalam laga sepak bola di antara Arema FC VS Persebaya pada 1 Oktober 2022 lalu.
Potret ketika terjadi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang dalam laga sepak bola di antara Arema FC VS Persebaya pada 1 Oktober 2022 lalu. /ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/pras./

SUARA JAYAPURA - Kerusuhan usai laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 Indonesia menyita perhatian publik. 

Laga derbi Jawa Timur itu berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada 1 Oktober 2022.

Persebaya Surabaya memenangkan derbi Jawa Timur dengan skor 3-2 dari Arema FC.

Baca Juga: Aparat Sudah Antisipasi Jika Laga Arema FC vs Persebaya Surabaya Ricuh, Malah Panitia Tetap Ngotot

Baca Juga: Liga 1 Indonesia Dihentikan, PSSI Jatuhkan Sanksi: Tim Arema FC Dilarang...

Kekalahan Arema FC diduga jadi pemicu terjadinya kerusuhan.

Akibarnya, sejumlah penonton dikabarkan meninggal dunia dan ada yang luka-luka. 

Tragedi ini pun jadi perhatian khusus pemerintah. 

Baca Juga: Cerita Penonton yang Berhasil Keluar dari Stadion Kanjuruhan: Bergelimpangan, Berlumuran...

Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan setelah berkoordinasi dengan Kapolda Jatim, terungkap bahwa sebelumnya sudah diantisipasi. 

Mengingat laga Arema FC vs Persebaya Surabaya berpotensi ricuh, maka aparat berkoodinasi dan usul-usul teknis di lapangan.

"Misal, pertandingan agar dilaksanakan sore (bukan malam), jumlah penonton agar disesuaikan dgn kapasitas stadion yakni 38.000 orang," katanya, dikutip suarajayapura.com dari Instagram @mohmahfudmd pada Minggu, 2 Oktober 2022.

Baca Juga: KPI Murka dan Ambil Sikap Tegas, Sudah Tidak Ada Tempat Lagi Bagi Rizky Billar

Baca Juga: AKHIRNYA Devina Kirana Angkat Bicara, Jawab Tudingan Jadi Selingkuhan Rizky Billar: Kasih Doa dan Semangat 

Sayangnya panitia pelaksana abai dengan usul-usul aparat dan tetap ngotot menggelar pertandingan. 

Parahnya, kata Mahfud MD, penonton yang hadir melebihi kapasitas stadion Kanjuruhan Malang. 

"Tapi usul2 itu tidak dilakukan oleh Panitia Pelaksana yang tampak sangat bersemangat. Pertandingan tetap dilangsungkan malam, dan ticket yang dicetak jumlahnya 42.000," jelasnya. 

Sejauh ini diketahui kerusuhan tersebut telah menewaskan 127 orang.

Baca Juga: Tahu Lesti Kejora Jadi Korban KDRT, Ayah Kejora Unggah Foto Ini, Netizen: Rasa Amarah

Insiden ini merupakan yang pertama kalinya terjadi dalam sejarah sepakbola Indonesia, dimana ada suporter meninggal lebih dari seratus orang.

Mahfud MD menegaskan bahwa kerusuhan di Stadion Kanjuruhan itu bukan bentrok antar supporter Persebaya Surabaya dengan Arema FC.

Sebab pada pertandingan itu supporter Persebaya tidak boleh ikut menonton.

"Supporter di lapangan hanya dari pihak Arema. Oleh sebab itu, para korban pada umumnya meninggal karena desak-desakan, saling himpit, dan terinjak-injak, serta sesak nafas. Tak ada korban pemukulan atau penganiayaan antar supporter," jelasnya.***

 

Editor: Muhammad Rafiq

Sumber: Instagram @mohmahfudmd


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah