Israel Mengaku Tak Tahu Kenapa Anak-anak Gaza Tewas Selama Konflik Berlangsung

- 20 November 2023, 10:54 WIB
Photo Petugas medis membawa korban serangan Israel ke sebuah rumah sakit di Gaza./Antara/Anadolu
Photo Petugas medis membawa korban serangan Israel ke sebuah rumah sakit di Gaza./Antara/Anadolu /

SUARA JAYAPURA - Militer Israel memborbardir sejumlah pemukiman warga hingga fasilitas kesehatan sejak konflik pecah pada 7 Oktober 2023. 

Akibatnya, belasan ribu warga Gaza, Palestina tewas salam konflik Israel dan Hamas berlangsung. Sebagian besar merupakan anak-anak dan perempuan.

Korban dari anak-anak menyita perhatian dunia, sebab harus menjadi sasaran bom militer Israel. 

Baca Juga: Serangan di Festival Musik Israel Bukan Salah Hamas, Ini Hasil Investigasi Polisi

Namun penasihat perdana menteri Israel, Mark Regev mengaku tidak tahu kenapa anak-anak Gaza tewas. 

Ia menduga anak-anak di Jalur Gaza kemungkinan tewas karena faktor lain dan bukan karena gempuran Israel yang saat ini berlangsung.

Hal itu dia singgung dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi Amerika Serikat, MSNBC, pada Kamis 16 November 2023.

Sejak konflik berlangsung, sudah lebih dari 12.000 orang yang tewas, termasuk lebih 4.000 anak. 

Baca Juga: Israel Hendak Hancurkan Hamas Diragukan Menlu Yordania

Data tersebut juga dipercaya Perserikatan Bangsa-Bangsa, kalangan pembela hak asasi manusia, dan lembaga-lembaga intelijen Amerika. 

Menanggapi data itu, Regev mengatakan korban tersebut berasal dari Hamas dan tidak meyakini jumlah tersebut.

Namun Medhi Hasan, jurnalis MSNBC yang memandu wawancara tersebut, mengingatkan soal jumlah korban jiwa yang dicatat oleh Kementerian Kesehatan Gaza selama dua konflik besar-besaran yang terjadi di Gaza pada 2009 dan 2014.

Jumlah tersebut, kata Hasan, sama dengan catatan yang ketika itu dimiliki oleh militer Israel.

Baca Juga: AS dan Israel Potensi Pecah Kongsi soal Gaza dan Tepi Barat

Diingatkan data itu, Regev malah berkilah bahwa jumlah korban itu dipublikasikan oleh Hamas dan kebenarannya tidak dipastikan oleh organisasi independen.

"Hamas.... mengendalikan Jalur Gaza, dan akibatnya, mereka mengontrol semua gambar yang keluar dari Gaza," kata penasihat itu.

"Anda tidak tahu berapa banyak dari mereka yang merupakan teroris Hamas, petempur, dan berapa banyak yang warga sipil. Hamas menginginkan orang percaya bahwa mereka semua itu adalah warga sipil, anak-anak," kata Regev.

Regev kemudian balik melontarkan pertanyaan kepada sang pewawancara,

"Anda memangnya pernah liat foto satu saja teroris Hamas mati dalam pertempuran di Gaza?"

Baca Juga: Fakta Owner Momoidea Ternyata Pernah Tersandung Kasus

"Tapi saya lihat dengan mata sendiri banyak anak yang dikeluarkan dari reruntuhan... Mereka juga adalah orang-orang yang terbunuh oleh pemerintah Anda (Israel)... Anda mau menyangkal itu?" jawab Hasan balik bertanya.

"Tidak. Pertama-tama, kita tidak tahu bagaimana orang-orang itu, anak-anak itu meninggal," jawab Regev.

Regev, sementara itu, mengakui pemerintah Israel memang membuat kesalahan soal jumlah korban pascaserangan 7 Oktober.

"Jumlah yang kami catat sebelumnya adalah 1.400 korban. Sekarang sudah kami koreksi menjadi 1.200 karena kami mengerti bahwa kami sebelumnya terlalu tinggi menaksir jumlah itu. Kami salah."

"Ada jenazah-jenazah yang dalam keadaan terbakar parah, yang kami kira warga kami". Ternyata, menurut Regev, jenazah-jenazah itu adalah jasad para pejuang Hamas yang dia sebut "teroris".***

Editor: Muhammad Rafiq

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah