Disorot Lagi, Indonesia Harusnya Ambil Tindakan Tidak Cukup hanya Qatar dan Mesir

23 November 2023, 12:17 WIB
Pejabat Israel mengatakan akan menunda kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan tawanan Gaza hingga Jumat 24 November 2023 /

SUARA JAYAPURA - Indonesia jadi salah satu negara yang didesak harus terlibat memfasilitasi resolusi damai konflik Palestina-Israel, termasuk mewujudkan solusi dua negara. 

Kekuatan regional seperti Qatar dan Mesir telah memainkan peran penting dalam proses negosiasi, Indonesia sebagai bagian dari komunitas globar harus mengambil tindakan dan kontribusi terhadap solusi jangka panjang untuk konflik kedua negara.

Hal itu disampaikan sejumlah pakar Timur Tengah menanggapi upaya panjang mendamaikan Palestina dengan Israel. 

Para pakar mengatakan perlunya keterlibatan internasional terutama negara-negara mayoritas penduduk Muslim untuk memfasilitasi resolusi damai konflik Palestina-Israel. 

Baca Juga: Parlemen Eropa Siram UE dengan Kritik, Tuding Berkonspirasi

Negara Muslim Harus Terlibat

Direktur Jenderal Departemen Timur Tengah dan Eropa Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA), Hideki Matsunaga, mengatakan harus ada para pemangku kepentingan non-konvensional di luar Timur Tengah maupun Dunia Arab, seperti Indonesia, Malaysia dan negara-negara Asia Timur terlibat dalam proses tersebut.

“Kita benar-benar harus mencari pemimpin internasional yang mau terlibat dalam hal ini, seperti peran mediasi,” katanya dalam diskusi yang diselenggarakan FPCI melalui YouTube.

Matsunaga mengingatkan kembali Konferensi Negara-negara Asia Timur untuk Pembangunan Palestina (CEAPAD).

Sayangnya, forum tersebut tidak aktif lagi seperti sedia kala. Padahal CEAPAD merupakan sebuah inisiatif untuk melibatkan para pemangku kepentingan di Asia Timur dalam proses mediasi. 

Baca Juga: Israel Harus 'Tahu Diri' Jika Masih Mau Dibantu AS

Dorong Rekonsiliasi Nasional 

Direktur Program Timur Tengah di lembaga pemikir independen Carnegie Endowment for International Peace, Amry Hamzawy menekankan pentingnya negara-negara mayoritas penduduk Muslim, termasuk Indonesia, Malaysia, dan negara-negara lain di luar Timur Tengah untuk memberikan dukungan yang lebih luas terhadap rekonsiliasi nasional di Palestina dan mewujudkan solusi dua negara.

Rekonsiliasi nasional di Palestina ini merupakan upaya menyatukan berbagai faksi politik dan kelompok masyarakat di Palestina, yang telah terpecah selama bertahun-tahun.

Hal itu dipandang sebagai prasyarat penting untuk mewujudkan solusi dua negara antara Palestina dan Israel.

Hamzawy menuturkan bahwa rekonsiliasi nasional di Palestina belum membuahkan hasil yang signifikan karena beberapa faktor, salah satunya perbedaan ideologi dan pandangan politik yang cukup tajam antara berbagai faksi politik, terutama Fatah dan Hamas.

Solusi dua negara merupakan solusi yang disepakati oleh mayoritas negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Solusi ini menawarkan dua negara berdaulat, yaitu Israel dan Palestina, yang hidup berdampingan secara damai.

Baca Juga: Rencana Hukum Mati Tahanan Palestina, Keluarga Sandera Israel Bereaksi

Tentang CEAPAD

CEAPAD adalah forum multilateral yang bertujuan mempromosikan kerja sama pembangunan antara negara-negara Asia Timur dan Palestina.

Konferensi ini diprakarsai oleh pemerintah Jepang pada 2012 dan telah diadakan beberapa kali, termasuk di Tokyo, Jakarta, Thailand, dan terakhir kali di Ramallah pada 2019.

Beberapa negara yang berpartisipasi dalam CEAPAD adalah Jepang, Palestina, China, Korea Selatan, Indonesia, Malaysia, Brunei, Thailand, Vietnam, Filipina, Singapura, Laos, Kamboja.***

Editor: Muhammad Rafiq

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler