Tetangga RI Diancam Amerika Serikat karena Bela Hamas, Ini Balasannya

2 November 2023, 09:24 WIB
Senjata anti tank pasukan Al Qassam Hamas /Telegram Brigade AlQassam

SUARA JAYAPURA - Amerika Serikat (AS) telah menyampaikan pernyataannya menganggap Hamas sebagai organisasi teroris. 

Meski dampak kemanusiaan lebih besar dilakukan oleh Israel, tetap menganggap Hamas sebagai organisasi teroris. 

Padahal, jumlah jumlah dari pihak Israel tidak sampai 2.000-an jiwa. Sementara warga di Palestina yang jadi korban mencapai angka 8.000-an orang. 

Baca Juga: Dunia Arab Bersatu Lawan Israel, Yaman Sudah di Medan Tempur Bela Palestina

Amerika Serikat ternyata juga meneruskan pendiriannya untuk diikuti oleh negara-negara lainnya. 

Tetangga Indonesia, yakni Malaysia mendapat tekanan dari Amerika Serikat karena enggan menganggapi Hamas sebagai teroris. 

Hal itu diungkapkan langsung Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dalam Sidang Parlemen di Kuala Lumpur pada Selasa, 31 Oktober 2023. 

Ia mengaku mendapat tekanan dan ancaman dari Amerika Serikat karena keengganan negara jiran tersebut menentang tindakan dan menganggap Hamas sebagai teroris.

Baca Juga: McDonald's di Inggris Dilempari Tikus yang Dicat Warna Bendera Palestina

Dalam sidang itu, Anwar Ibrahim menyampaikan bahwa Duta Besar Malaysia di Washington DC telah dipanggil oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat yang mempertanyakan keputusan Malaysia mengenai masalah Arab-Israel, khususnya kekerasan Israel terhadap Gaza.

Selain itu, Kementerian Luar Negeri Malaysia telah menerima démarche atau permohonan perantaraan dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kuala Lumpur sebanyak dua kali, yakni pada 13 Oktober dan yang terbaru pada 30 Oktober.

“Meminta agar negara tidak meneruskan pendirian, terutama penolakan kita untuk menganggap Hamas sebagai organisasi teroris,” ujar Anwar.

Baca Juga: Yaman Bela Palestina di Medan Tempur, Kirim Rudal ke Israel

Pendirian Malaysia

Anwar Ibrahim mengatakan bahwa pihaknya telah hal itu dalam aksi Himpunan Malaysia Bersama Palestina di stadion Axiata Arena Bukit Jalil baru-baru ini.

Ia menegaskan bahwa Malaysia tetap pada pendiriannya atas pertimbangan kemanusiaan. 

Dengan tegas juga menganggap invasi yang dilakukan Israel ilegal dari sudut pandang hukum dan kaidah internasional.

"Politik dan kekacauan yang terjadi di Gaza bukan terjadi pada bulan lalu, hal itu telah berlangsung selama beberapa dekade, dan sejak tahun 1948," kata Anwar.

Baca Juga: Sesi Live Perdana Zee dan Freya JKT48 di Shopee Live Sukses Bikin Heboh! Begini Respon Meriah Para Penggemar

Terlepas dari kekerasan dan agresi, Anwar Ibrahim menegaskan bahwa penjajahan Israel di wilayah Arab dan Palestina tidak dapat dimaafkan.

Anwar Ibrahim membandingkan sikap negara barat yang menganggap apa yang dilakukan Rusia di Ukraina sebagai agresi.

Namun ketika Israel menjajah wilayah Palestina selama puluhan tahun, malah dianggap sah dan tidak ditentang oleh mereka, termasuk Amerika Serikat.

Hal demikan juga dilakukan ketika Nelson Mandela dan Kongres Nasional Afrika selama puluhan tahun dianggap oleh negara-negara barat sebagai organisasi teroris.

Baca Juga: Menteri Pendidikan Gaza Umumkan Tahun Ajaran 2023-2024 Berakhir karena Siswa Telah Syahid, Benarkah?

Padahal, menurut Anwar, yang mereka lakukan merupakan tindakan melawan kebrutalan apartheid yang menjadi penjajah di Afrika Selatan.

Ia mengatakan apa yang dilakukan badan-badan tersebut, termasuk Hamas, adalah memprotes pendudukan Israel dan kekerasan terhadap Palestina, khususnya Gaza.

“Jadi pandangan kami konsisten,” kata Anwar menjawab pertanyaan Anggota Parlemen Pulai Suhaizan Kaiat.***

Editor: Muhammad Rafiq

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler