Network
SUARA JAYAPURA - Luhut Binsar Pandjaitan geram Indonesia dilaporkan bernasib sama dengan Sri Lanka.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) itu mengklaim ekonomi Indonesia masih dalam posisi terbaik saat ini.
Posisi itu bisa dilihat salah satunya dari kinerja ekspor yang positif selama 26 bulan terakhir.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Film Horor Bertemakan Sekte Paling Seram dan Mengerikan, Berani Nonton?
Ia lantas meminta pihak agar lebih detail dan jeli melihat data-data yang ada. Sekaligus meminta mereka datang menemuinya.
"Lihat data-data yang baik. Suruh datang ke saya, dia," katanya, dikutip suarajayapura.com dari Antara pada Senin, 18 Juli 2022.
"Orang bilang, Nih Pak Luhut nantang. Bukan nantang ya. Supaya dia jangan membohongi rakyatnya, jangan kepentingan politiknya dibikin-bikinin," jelasnya.
Baca Juga: Riset: Moeldoko Layak Jadi Presiden 2024, Miliki Hampir Semua Kriteria yang Dibutuhkan
Diketahui, Sri Lanka sedang terpukul akibat krisis ekonomi. Semua itu dimulai dari kegagalan membayar utang luar negeri.
Ditambah lagi, ketersediaan bahan kebutuhan pokok yang langka.
Imbasnya pun melebar ke situasi politik Sri Lanka yang semakin rumit, termasuk saat Istana Kepresidenan diambil alih sebagai tempat wisata dadakan oleh rakyatnya.
Baca Juga: Sinopsis Film Resident Evil Lengkap dengan Link Nonton Episode 1 sampai Akhir
Sedangkan Indonesia, menurut Luhut justru berbanding terbalik dengan Sri Lanka.
Ia menjelaskan kondisi Indonesia terbaik di dunia yang terguncang perang Rusia-Ukraina.
"Kalau kita lihat Indonesia ekonomi terbaiknya di dunia di tengah di gejolak perang Ukraina ini," kata Luhut membeberkan.
Luhut Binsar, dalam kesempatan itu, juga mengklaim Indonesia memiliki tingkat inflasi yang terjaga selama situasi tak menentu dunia.
Baca Juga: Puluhan Aplikasi Terancam Diblokir Mulai 20 Juli 2022, dari Google Hingga KBBI
"Kita salah satu negara yang inflasinya terbaik di dunia. Ini perlu kita syukuri," katanya.
Dengan demikian, Luhut Binsar meminta pihak-pihak yang membuat isu buruk itu, untuk berhenti membohongi rakyat.
"Jangan membohongi rakyatnya. Itu saya nggak suka melihat itu. Jadi untuk dia populer, dia bikin berita-berita bombastis yang membohongi rakyat. Itu saya pikir ndak adil dan tidak benar," kata Luhut menandaskan.***
