Kaesang Ingin Gaya Politik PSI Berbeda: Dulu Isinya Striker Semua

- 25 November 2023, 19:26 WIB
Ketum PSI Kaesang Pangarep.
Ketum PSI Kaesang Pangarep. /Instagram/@psi_id/

SUARA JAYAPURA - Sejak diberikan amanah menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Panagrep menyatakan ingi mengubah gaya politik di partai tersebut. 

Jika dulu citra PSI dikenal agresif dalam menyuarakan pendapat, Kaesang ingin mengubahnya menjadi lebih berbeda. 

Hal itu disampaikan dalam pertemuan dengan perwakilan kelompok pemuda mahasiswa di Sorong, Papua Barat Daya, pada Sabtu, 25 November 2023. 

Baca Juga: Kaesang Ungkap yang Dipelajari dari Ayahnya tentang Politik: Sudah 18 Tahun

“PSI yang dulu bisa dilihat, isinya striker semua istilahnya. Ingat gak, PSI dari 2014 didirikan isinya ribut terus, nyerang sana-nyerang sini,” kata Kaesang.

Kaesang mengatakan menginginkan gaya politik PSI lebih santai dan tidak terus menerus terlibat dalam konflik verbal serta menyerang pihak lain. 

Ia berharap PSI dapat menjalankan politik santun dan membangun komunikasi yang lebih baik dengan masyarakat.  

"Saya mau gaya yang berbeda. Gaya berpolitik yang santai. Kita gak perlu cari musuh, karena 1.000 teman itu kurang, satu musuh itu kebanyakan," katanya. 

Baca Juga: Giliran Anak Jokowi Terbang ke Papua, Ini Agendanya

"Tetap kita menjunjung tinggi politik yang santai, politik yang santun, tidak mencela orang lain, tidak nyinyir ke orang lain, turun ke masyarakat, sosialisasi langsung (program-program PSI, red.) ke masyarakat," ujarnya, menambahkan. 

Belajar dari Ayahnya

Dalam dunia politik, Kaesang mengatakan pentingnya cara komunikasi. Itu ia pelajari dari ayahnya, Joko Widodo sejak tahun 2005 sampai menjadi Presiden dua periode. 

Satu pelajaran penting itu ia lihat saat Jokowi masih menjadi Wali Kota Sukarkarta menertibkan PKL dan pedagang pasar di Klitikan melalui cara komunikasi yang baik. 

Baca Juga: Freya dan Christy JKT48 Ditantang Pose Kiyowo di Shopee Live, Penonton Dibikin Girang

Dia saat itu rutin mengajak makan dan berdialog dengan para pedagang dalam waktu kurang lebih 7 bulan. Setidaknya, ada 50 pertemuan lebih digelar antara Jokowi dan para pedagang sampai akhirnya tercapai mufakat atas kebijakan relokasi tersebut.

"Saya belajar dari situ, ketika kita mau menginginkan sesuatu yang baik untuk semua orang, yang kita lakukan adalah komunikasi walaupun itu membutuhkan waktu yang cukup lama," ungkap Kaesang.***

Editor: Muhammad Rafiq

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah