PSSI Berharap FIFA Tak Jatuhkan Sanksi Berat, Jelaskan Kenapa Ada Gas Air Mata

- 3 Oktober 2022, 04:03 WIB
Kerusuhan suporter terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang. (Foto: PMJ News/Istimewa)
Kerusuhan suporter terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang. (Foto: PMJ News/Istimewa) /

Mengingat, saat itu memang tidak ada supporter Persebaya Surabaya yang menonton pertandingan. 

Adapun korban meninggal murni karena antrean yang menumpuk di pintu stadion dan terjadi kerumunan. 

Akibatnya, mereka yang ingin keluar dari stadion berdesak-desakan. 

Baca Juga: BERAKHIR! Liga 1 Indonesia 2022 Menelan Ratusan Korban, Jokowi Tegas Minta Hentikan

Baca Juga: Sindir Persaingan Tim-tim Besar Liga Indonesia Penuh Kekerasan, Media AS: Hal Biasa

“Ini kejadian yang bedesakan-desakan keluar dari pintu yang di dalamnya puluhan ribu penonton yang berkeinginan untuk keluar sehingga terjadi tragedi tersebut,” tuturnya.

Mengenai penggunaan gas air mata saat pengamanan kerusuhan, Yunus Nusi menjelaskan usai pertandingan, para suporter Arema FC turun ke lapangan.

Untuk meredam insiden di lapangan, aparat menggunakan gas air mata sebagai upaya antisipatif.

“Begitu cepat kejadiannya tragedi tersebut sehingga pihak keamanan juga mengambil langkah-langkah yang tentu dari pihak keamanan sendiri dipikirkan diantisipasi dengan baik,” jelasnya. 

Baca Juga: Pemerintah Seret Panita Pelaksana, Aparat Sudah Ingatkan Sejak Awal Tapi Diabaikan

Halaman:

Editor: Muhammad Rafiq

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah