5 Alasan Hamas Serang Israel, 75 Tahun Rakyat Palestina

- 7 November 2023, 12:46 WIB
Pejuang Kemerdekaan Palestina, Hamas menghadiri unjuk rasa anti-Israel di Khan Younis, menampilkan persenjataan militer, di selatan Jalur Gaza Palestina 
Pejuang Kemerdekaan Palestina, Hamas menghadiri unjuk rasa anti-Israel di Khan Younis, menampilkan persenjataan militer, di selatan Jalur Gaza Palestina  /REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa/

SUARA JAYAPURA - Tepat pada 7 November 2023 waktu setempat, Kelompok Hamas kembali melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Israel. 

Mereka dengan gagah perkasa memasuki komunitas-komunitas di dekat Jalur Gaza. 

Serangan yang dinamai Operasi Badai Al Aqsa, para militar Hamas meluncurkan lebih dari 5.000 roket ke arah Israel. 

Baca Juga: 5 Alasan Negera-negara Islam Tidak Kirim Pasukan Tempur Bantu Hamas Lawan Israel di Gaza

Serangan itu akhirnya dibalas berulang kali melalui serangan udara yang menargetkan situs-situs militan di Gaza. 

Meski secara persenjataan dan alat perang lainnya cukup lengkap, Hamas seakan tidak takut dengan hal tersebut. 

1. Ketidakadilan Selama 75 Tahun

Pemerintah Palestina mengungkapkan alasan di balik serangan para pasukan Hamas ke wilayah Israel karena ketidakadilan yang dialami rakyat Palestina. 

Ketidakadilan itu tidak dialami hanya waktu singkat, melainkan selama 75 tahun ini. 

“Tidak adanya solusi terhadap permasalahan Palestina setelah 75 tahun penderitaan dan pengungsian, berlanjutnya kebijakan standar ganda, dan diamnya komunitas internasional mengenai praktik kriminal dan rasis yang dilakukan pasukan pendudukan Israel terhadap rakyat Palestina, dan berlanjutnya ketidakadilan dan penindasan yang dialami rakyat Palestina adalah alasan di balik situasi yang meledak-ledak ini dan tidak adanya perdamaian dan keamanan di wilayah tersebut,” tulis Kementerian Luar Negeri Palestina melalui akun media sosial X pada Selasa, 7 November 2023. 

Baca Juga: JKT48 Official Store Hadir di Shopee! Beli Merchandise Gak Perlu Bingung Lagi

2. Balasan dari Serangkaian Tindakan

Dilansir Al Jazeera, juru bicara Hamas Khaled Qadomi mengatakan serangan ini diklaim Hamas sebagai balasan atas serangkaian tindakan Israel di Yerusalem dan Tepi Barat.

Setidaknya ada 700 kali tindakan kekerasan warga Israel ke rakyat Palestina di daerah itu pada 2023. 

Warga Israel mengambil alih paksa rumah-rumah warga Palestina. Tindakan ini bahkan hanya jadi tontonan pihak keamanan negara penjajah itu. 

Tidak sampai di situ, di Yerusalem, para kelompok Ultranasionalis Yahudi juga memaksa masuk ke kompleks Masjid Al Aqsa untuk melakukan perjalanan yang dianggap provokatif.

Baca Juga: AS Kerahkan Kapal Selam Nuklir ke Timur Tengah, Benarkan Menteri Israel 'Bom Nuklir' Gaza?

3. Norbalisasi Hubungan Arab Saudi-Israel

Amerika Serikat jadi mediator untuk melakukan proses normalisasi hubungan Arab Saudi-Israel. 

Jika Arab Saudi setujui dan mengakui kedaulatan Israel, kemungkinan besar negara-negara Arab lainnya juga ikut. 

Hal ini akan sangat merugikan kelompok-kelompok pejuang Palestina. 

Baca Juga: Menteri Israel Bicara Kemungkinan Gunakan Bom Nuklir di Gaza, Hamas Berteriak ke Dunia Internasional

4. Perpecahan Politik di Israel

Alasan lainnya, situasi politik di internal pemerintah Israel sedang terjadi. Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu kabarnya terlibat skandal korupsi.

Lantaran terlibat dalam kasus tersebut, Netanyahu mencoba mengubah sistem peradilan di negaranya. 

Alhasil, Ia mengeluarkan Undang-undang yang membuat perdana menteri tidak bisa dipecat. 

Menurut mantan Komandan NATO, James Stavridis, perpecahan politik ini jadi peluang Hamas untuk menyerang. 

Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin Ajak Anak Muda Membaca Al-Quran

5. Israel Nyatakan Perang

Kurang dari 24 jam setelah Hamas menyerang, PM Benjamin Netanyahu dan kabinetnya resmi mendeklarasikan perang melawan Hamas.

Ini menjadi deklarasi perang pertama Israel, setelah 50 tahun Perang Yom Kippur di tahun 1973.

Deklarasi perang ini artinya militer Israel diberikan lampu hijau untuk mengerahkan kekuatan secara signifikan.***

Editor: Muhammad Rafiq


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah