SUARA JAYAPURA - Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe baru-baru ini mendeklarasikan kondisi ekonomi negaranya telah mencapai kebangkrutan penuh.
Ia menegaskan kondisi ekonomi negaranya benar-benar kolaps alias lumpuh.
Situasi itu dianggap lebih parah dibandingkan kelangkan bensin, gas, listrik dan makanan.
Baca Juga: Serap Aspirasi Rakyat Papua, DPR RI Catat Dua Masalah Terkait Provinsi Baru
Karena situasi itu, Parlemen Sri Lanka sampai harus membatalkan beberapa rapat mereka dalam sepekan terakhir.
Hal itu dilakukan demi menghemat bahan bakar minyak (BBM) yang semakin langka.
Awalnya, rapat akan digelar pada 23 dan 24 Juni 2022. Namun tidak dilaksanakan.
Baca Juga: Link Download Aplikasi PeduliLindungi, Lengkap Cara Daftar dari HP dan Web
Beberapa pejabat mengatakan bahwa anggota parlemen memutuskan membatal rapat untuk menghindari penggunaan bensin yang tidak perlu.