Network
SUARA JAYAPURA - Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka mengungkapkan gagasannya tentang hilirisasi digital dalam debat kedua capres-cawapres 2024 pada Jumat, 22 Desember 2023.
Istilah tersebut mengundang reaksi praktisi IT tanah air untuk angkat bicara sekaligus menerangkan soal gagasan hilirisasi digital.
Menanggapi istilah hilirisasi digital, Ainun Najib yang saat ini menjabat Head of Analytic, Platform & Regional Business di Grab Singapura, mengaku tidak paham.
Baca Juga: TKN Fanta 'Gerilya' Bawa Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran
Menurutnya, ada satu istilah yang lebih masuk akal dibanding ‘hilirisasi digital’ yang digalakkan Gibran dalam debat cawapres 2024. Namun begitu, istrilah tersebut dinilai tidak realistis untuk diterapkan di Indonesia.
“Kalau ‘huluisasi digital’ masuk akal, tapi sangat tidak tergapai. China aja belum mampu, karena hulunya digital itu industri semiconductor yang dimonopoli oleh Belanda sebagai satu-satunya yang bisa bikin mesin pabriknya + Taiwan yang bisa bikin pabriknya,” tulisnya di akun media sosial X @ainunnajib pada Minggu, 24 Desember 2023.
Selain Ainun Najib, pakar IT Indonesia lainnya, Sulfikar Amin juga menegaskan hal yang sama bahwa tidak ada istilah hilirisasi digital.
Sebagaiaman Akademisi dari Nanyang Technological University, Singapura, ia menyebut hilirisasi digital merupakan istilah buatan Gibran sendiri.
Baca Juga: Ini Hasilnya, Bila Mahfud MD Alihkan Dana Maling Uang Rakyat untuk Kesejahteraan
