SUARA JAYAPURA - Papua berhasil menyulat lahan seluas 13 hektare menjadi bangunan termegah di Indoneia.
Bangunan tersebut dibangun menggunakan APBD Provinsi Papua selama empat periode tahun anggaran.
Dengan total anggaran Rp1,3 triliun, kini bangunan megah itu jadi kebanggaan rakyat Papua.
Seluruh fasilitasnya telah berstandar internasional, sehingga bisa digunakan untuk event olahraga sekelas Olimpiade.
Bangunan termegah kedua setelah Stadion Glora Bung Karno itu bernama Stadion Lukas Enembe.
Stadion berkapasitas lebih 40.000 penonton ini telah selesai pembangunannya dan diresmikan Gubernur Papua Lukas Enembe pada tahun 2020 lalu.
Pembangunan Stadion Lukas Enembe dikerjakan PT Pembangunan Perumahan (PP) Persero Tbk telah selesai pada Juni 2019.
Baca Juga: Mulai Februari! di Atas Lahas 5 Hektare Kota Palu Siap Berdiri Masjid Terbesar di Sulawesi Tengah
Saat diresmikan, nama stadion kemudian berganti nama menjadi Stadion Lukas Enembe.
Stadion Lukas Enembe berasa di lokasi sangat strategi, yakni di jalan poros utama yang menghubungkan Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura.
Hadirnya Stadion Lukas Enembe telah menjadi ikon tersendiri bagi rakyat Papua.
Stadion Lukas Enembe menjadi salah satu lapangan sepak bola berstandar FIFA dengan sarana pendukung lainnya didatangkan langsung dari luar negeri.
Seperti jenis rumput yang digunakan ternyata adalah Zoysia Matrella (Linn) Merr atau rumput Manila yang lazim digunakan di stadion-stadion besar.
Kemudian lintasan atletik sintetis di Stadion Lukas Enembe juga bersertifikasi kelas 1 standar federasi atletik internasional (IAAF).
Soal pencahayaan, Stadion Lukas Enembe menggunakan LED teknologi DMX dari Philips yang bisa mengikuti beat musik dengan kekuatan 1.800 lux.
Selanjutnya ada scoring board perimeter atau papan skor digital yang terpasang di dua sisi tribun juga didatangkan dari Eropa.
Begitu pula dengan 88 unit perangkat sound system yang didatangkan langsung dari Jepang. Secara keseluruhan, teknologi di stadion itu memang sudah sangat modern.***