Disandera KKB Selama Setahun, Selamat Ulang Tahun Pilot Susi Air Philips Mark Methrtens

7 Februari 2024, 10:43 WIB
Disandera KKB Selama Setahun, Selamat Ulang Tahun Pilot Susi Air Philips Mark Methrtens /Richard Mayor/Suara Jayapura.Com

SUARA JAYAPURA - Nasib seorang pilot asal Selandia Baru Kapten Philips Mark Merthens (37), yang menerbangkan Pesawat Susi Air dengan rute pelayanan melayani penerbangan di wilayah Papua Pegunungan, namun sayang ia harus meninggalkan kursi pesawat, dan sudah tak terbang lagi, lantaran dirinya menjadi tawanan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), sejak 7 Februari 2023, silam.

Segala daya, upaya, telah dan sudah dilakukan oleh Negara lewat institusi Negara baik TNI-Polri, juga pemerintah, namun hingga Tahun 2024, (Red-7 Februari), belum juga ada kabar baik untuk nasib kebebasan pilot Philips Mark Merthens dari cengkraman KKB.

Berikut kisah Philips Mark Merthens, berawal jadi tawanan KKB.

Baca Juga: Direstui Jokowi Seluas 61.073 Km², 8 Kabupaten Resmi Pisah dari Papua dan Kuasai 50 Pulau Cantik

Pilot Susi Air, Kapten Philips Mark Merthens pertama kali disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya, pada 7 Februari 2023.

Penyanderaan itu berawal ketika pesawat yang diterbangkan Philips Mark Merthens tiba di Bandara Paro, Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Tengah, pada Selasa, 7 Februari 2023, langsung disabotase oleh Egianus Kogoya bersama kelompoknya.

Disaat itulah Kapten Philips Mark Merthens disandera, dan pesawat yang ditebangkannya pun dibakar kelompok Egianus Kogoya.

Pasca penyanderaan tersebut, pihak keamanan baik TNI-Polri di Papua terus dan telah melakukan berbagai upaya untuk pembebasan Pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru tersebut.

Baca Juga: TNI-Polri Dituding Bakar Dua Kampung di Papua Tengah, Dibantah Satgas Damai Cartenz

Sejak penyanderaan tersebut, Presiden RI Joko Widodo pun mengukapkan guna melakukan pembebasan terhadap Pilot Susi Air yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Egianus Kogoya di Nduga terus dilakukan proses pencarian dan pembebabasan

Demikian ditegaskan oleh Presiden RI Joko Widodo pada Jumat 7 Juni 2023. 

Jokowi menegaskan pemerintah tidak berdiam diri dalam upaya pembebasan Pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens, yang disandera sejak Februari lalu.

Bahkan pihaknya telah melakukan rapat internal di Kota Jayapura dengan Pemerintah Daerah setempat dalam rangka pembebasan pilot tersebut.

Baca Juga: Diresmikan Jokowi, Papua Punya Jembatan Terpanjang dan Megah Telan Biaya Triliunan

“Kita ini tidak berdiam ya, kita sudah berupaya dengan sangat ekstra, kita upayakan dan sedang dikerjakan di lapangan. Tetapi tidak bisa kita buka ya,” tegasnya.

Ia juga mengajak semua elemen untuk bergandengan tangan agar bagaimana nantinya pilot tersebut dapat bebas dengan selamat.

Selain itu, Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Pol Mathius D. Fakhiri, mengatakan bahwa akan memaksimalkan upaya penyelamatan tersebut dengan proses negosiasi agar KKB kelompok Egianus Kogoya bisa melepaskan Pilot Susi Air Philip Mark Mehterns.

“Saya berbicara dengan berbagai pihak tentang proses negosiasi ini termasuk dengan pihak Gereja yang didalamnya ada Dewan Gereja dan Uskup yang akan semaksimal mungkin melakukan negosiasi dengan kelompok Egianus Kogoya untuk bisa melepas pilot yang dibawanya,” kata Kapolda Papua, Kamis 24 Mei 2023.

Baca Juga: Dapat Restu Pemerintah, Satu Daerah di Kepulauan Riau Dimekarkan Luasnya Lebih dari Singapura

Sebut Kapolda Papua, Satgas Damai Cartenz juga menyiapkan langkah-langkah penegakan hukum yang tepat, tegas dan terukur.

“Tentunya negosiasi bisa dilakukan dengan siapa saja, saya membuka diri untuk semua pihak, yang dari awal yakni pihak Pemerintah Nduga bekerja sama dengan Kapolres kemudian ada juga pihak dari Komnas HAM yang menawarkan diri dan kami terima,” ucap Irjen Fakhiri.

Lebih lanjut, Kapolda menegaskan, pihaknya juga sudah mengirimkan tim khusus untuk berupaya dalam melakukan negosiasi dan memfasilitasi semua pihak yang ingin membantu dalam hal ini pembebasan pilot yang disandera oleh KKB kelompok Egianus Kogoya.

“Saya berharap negosiasi tersebut menghasilkan hasil yang baik, kita memberikan kesempatan kepada kelompok Egianus bisa mengembalikan pilot melalui jalur negosiasi secara baik. Semua sedang berjalan dan dari pihak gereja nantinya akan kita bantu salah satunya pihak Gereja Kingmi yang nantinya akan mengutus orang kepercayaannya untuk melakukan negosiasi tersebut,” ungkap Kapolda Papua itu.

Aparat gabungan TNI-Polri telah berupaya dengan berbagai cara, mulai dari penempataan pasukan hingga membentuk tim negosiasi yang dikoordinir oleh Penjabat Bupati Nduga, Namia Gwijangge.

“Proses pencarian pun sudah mencakup beberapa kabupaten yang berbatasan dengan Nduga,” ujar Kepala Operasi Damai Cartenz 2023, Kombespol. Dr. Faizal Ramadhani, Jumat 7 April 2023.

Pada bulan pertama penyanderaan, sebut Kombespol. Faizal, pelaku penyanderaan Egianus Kogoya yang merupakan pemimpin tertinggi KKB di wilayah tersebut, sempat terdeteksi berada di Distrik Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya.

Namun ketika personel TNI-Polri tiba di wilayah tersebut, keberadaan Egianus dan kelompoknya, sudah tidak terlihat di Kuyawage dan diyakini telah kembali ke Nduga.

Faizal menjelaskan, salah satu alasan mengapa hingga kini aparat keamanan belum berhasil menemukan Kapten Philips adalah karena mereka sangat berhati-hati.

Hal ini dilakukan karena, sosok Egianus Kogoya memiliki rekam jejak yang cukup kelam dalam hal pembunuhan. Dengan adanya ancaman yang dikeluarkan dia (Egianus) maka aparat keamanan ingin memastikan keselamatan pilot.

“Egianus ini biasanya tidak cuma menggertak, dia lakukan apa yang dia katakan, makanya kita tidak boleh gegabah,” ucap Faizal

Disisi lain, lanjut Faizal, adanya informasi yang membuat wilayah pencarian semakin luas, dan hingga kini sudah mencakup empat kabupaten di Provinsi Papua Pegunungan.

“Saat ini wilayah pencarian diperluas, selain di Nduga sudah sampai ke Lanny Jaya, Yahukimo dan Puncak,” ungkap Kepala Operasi Damai Cartenz 2023 itu

Sementara untuk kali ini, tutur Faizal, korban yang disandera hanya berjumlah satu orang dengan pelaku yang tidak terlalu banyak tetapi membuat proses pencarian menjadi lebih sulit dan menemui berbagai kendala

“Luas wilayah pencarian di empat kabupaten di Papua Pegunungan ini mencakup (35.378 kilometer persegi), ini membuat kita membutuhkan waktu untuk mencari keberadaan pilot dan temui berbagai kendala,” kata Faizal.

Namun dengan segala kendala tersebut, Faizal memastikan tim gabungan TNI-Polri akan berusaha maksimal untuk bisa menyelamatkan Kapten Philips dalam keadaan hidup.

Faizal pun meminta semua pihak harus bisa bersabar dan memberi dukungan dalam bentuk apapun agar operasi ini bisa segera berhasil dilakukan.

“Kami minta dukungan doa dari semua pihak karena kami akan terus maju untuk menyelamatkan pilot dari tangan KKB,” ungkapnya.

Sementara pada sisi lainnya, Egianus Kogoya membatah tak pernah minta uang senilai Rp 5 Miliar untuk pembebasan Pilot Susi Air.

Soal tuntutan Rp 5 Miliar sebagai pengganti untuk pembebasan Pilot Susi Air, Kapten Philips Mark Marthenz oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya, faktanya tidak pernah diucapkan atau pun juga diminta oleh kelompok Egianus ini.

Pernyataan Egianus itu disampaikan dalam sebuah vidio yang mereka sebarkan

Atas ungkapan tersebut, Kapolda Papua Irjen Polisi Mathius D Fakhiri bahkan membenarkan pernyataan Egianus Kogoya dalam videonya tentang dirinya (Egianus) tak pernah meminta uang tebusan Rp 5 Miliar untuk membebaskan Pilot Susi Air, yang mereka sandera.

“Saya kan pernah menyampaikan ke teman-teman wartawan jangan diplesetkan. Saya sudah sampaikan bahwa Egianus dan kelompoknya tidak pernah meminta uang itu. Yang ada pada saat saya di Timika, saya mengundang Pj Bupati Nduga bersama Ketua DPRD dan Kapolres Nduga. Kami bahas bagaimana pilot itu dibebaskan,” kata Kapolda Papua, Senin (10/7).

“Jadi saya bilang saat itu, kalau mereka membutuhkan uang yang penting tidak lebih dari Rp 5 Miliar, ya pemerintah siapkan saja. Yang penting pilot ada pada kami, dan uang dikasih ke mereka. Karena kita tidak ingin ada dampak lagi dari penyanderaan itu. Jadi apa yang dibilang Egianus itu benar, mereka nggak pernah minta uang,” ujar Kapolda.

Fakhiri menyebut bahwa pejabat lama Pj Bupati Nduga Namia Gwijangge telah melakukan langkah-langkah untuk membebaskan Pilot Susi Air itu, namun progresnya tidak ada. Bahkan sambung Fakhiri, Bupati juga sempat bertemu dengan Presiden Jokowi, namun belum ada juga titik terangnya hingga saat ini.

“Bahkan saya bertemu lagi dengan Pj Nduga yang lama itu, saya tanyakan ulang minta waktu satu minggu tapi tidak ada progres. Saya juga sebelumnya berharap pembahasan uang 5 Miliar itu tidak berkembang kemana-mana karena itu hanya ucapan yang kita diskusikan awal untuk upaya negosiasi pembebasan pilot,”cetusnya.

Disinggung soal hasil rapat dengan Presiden Jokowi saat berkunjung di Jayapura, kemarin, Fakhiri mengungkapkan bahwa dalam pertemuan itu Presiden meminta untuk menyelesaikan kasus penyanderaan Pilot Susi Air dengan baik.

Presiden Jokowi, masih dikatakan Fakhiri, juga meminta TNI dan Polri untuk terus membangun komunikasi yang baik sehingga tidak boleh ada kekerasan-kekerasan lanjutan.

“Kita mau semua baik, apa yang disampaikan presiden tentu menjadi panduan bagi kami untuk langkah-langkah upaya pembebasan pilot. Semua juga bekerja sesuai peran, kami TNI dan Polri), tokoh agama, masyarakat di sana, Komnas HAM, dan pemerintah daerah. Intinya kita akan penuhi semua permintaan terkecuali permintaan merdeka, serta amunisi dan senjata, kami tidak penuhi," ungkap Kapolda Papua itu.

Pj Bupati Nduga juru negosiasi dengan Egianus Kogoya

Menurut Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz-2024, AKBP Dr. Bayu Suseno, menyebutkan, saat ini yang dikedepankan untuk negosiasi dengan Egianus Kogoya memang benar Penjabat (Pj) Bupati Nduga, Edison Gwijangge.

"Karena beliau memiliki kedekatan kekerabatan dengan Egianus Kogoya," kata Bayu Suseno, Rabu (31/01).

Sebu Bayu, berbagai upaya komunikasi sudah dibuka oleh Pj Bupati, namun sampai hari ini belum ketemu kesepakatan terkait pembebasan pilot.

'Kami dari Satgas Damai Cartenz 2024 mengedepankan upaya soft approach terlebih dahulu karena pertimbangan kemanusiaan dan keselamatan pilot itu sendiri," tutur Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz-2024 itu.

Manajemen markas TPNPB-OPM siap bebaskan Pilot Susi Air

Jika dilihat, Pilot Susi Air ini, menjadi seorang tahanan terlama dalam perjuangan Papua Merdeka, hingga Februari 2024 gelap 1 tahun, sejak 7 Februari 2023 lalu disandera.

Dibandingkan dengan peristiwa penculikan Mapenduma Tahun 1996 berlangsung hanya lima bulan.

Apakah Indonesia atau Selandia Baru sudah berbicara dengan pihak TPNPB-OPM secara baik untuk meminta pembebasannya?

Apa tuntutan TPNPB-OPM saat ini agar dia dibebaskan?

Apakah pihak TPNPB-OPM mempertimbangkan untuk melepaskannya?

Terkait keadaaan dan kabar pilot tersebut, akhirnya diungkap oleh juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom, bahwa pihaknya punya keyakinan dan niat baik untuk membebaskan Pilot Susi Air tersebut. Dan sudah dilaksanakan pada tahap awal pertemuan tingkat tinggi dengan delegasi Pemerintah Selandia Baru pada tanggal 5 April 2023 di Port Moresby, namun kemudian tidak ada tindak lanjut karena Pemerintah Selandia Baru tidak mempunyai niat lebih lanjut.

"Kami juga telah mengirimkan surat resmi kepada Presiden Indonesia di Jakarta pada bulan Mei 2023, dan telah diterima oleh Presiden Indonesia Joko Widodo. Dalam hal ini, setelah Presiden Indonesia menerima surat kami, beliau setuju untuk berunding dengan kami, namun kemudian tidak ada konfirmasi lebih lanjut," kata Sebby Sambom, saat dihubungi Merdeka.Com, Kamis (01/02).

Menurut Sebby Sambom, Pemerintah Selandia Baru dan Pemerintah Indonesia sama-sama tidak mampu untuk berbicara dengan kami tentang pembebasan Pilot Susi Air, dan mereka tidak memahami kemanusiaan, karena demi kemanusiaan pihaknya harus berbicara untuk membebaskan Pilot Susi Air asal Selandia Baru itu.

"Dalam hal ini, kami diManajemen Markas TPNPB-OPM sepakat untuk melepaskan Pilot Susi Air tersebut, karena dia adalah pilot dari negara tetangga kami, dan sebagian besar warga Australia dan Selandia Baru adalah pendukung Papua merdeka. Dan kami juga menahannya bukan sebagai musuh, melainkan sebagai teman yang tinggal bersama pasukan TPNPB-OPM di wilayah Ndugama, Papua," ujar Jubir TPNPB-OPM itu.

Sebby mengungkapkan, untuk pimpinan markas pusat TPNPB-OPM, dirinya sudah mengirimkan pesan kepada komandan TPNPB-OPM wilayah Ndugama Egianus Kogoya dan pasukannya agar Pilot Susi Air segera dibebaskan.

"Pembebasan Pilot Susi Air kami tidak bisa serahkan ke Indonesia, tetapi kita serahkan ke Selandia Baru melalui pihak ketiga lembaga Internasional dengan cara dan jalan kami. Karena kalau kita serahkan ke Indonesia, maka Indonesia akan kepada besar mereka akan sombong. Itu yang kita cari jalan bagaimana cara pilot kita bisa bebaskan," ungkap Sebby Sambom.

Sementara itu, terkait hal tersebut, Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo, yang dikonfirmasi mengatakan, itu kalau tidak salah statement dari Sebby Sambom.
Pernyataan Sebby Sambom tidak dapat dipertanggung-jawabkan kebenarannya.

"Sebby Sambom sering memutar balikkan fakta," kata Kombes Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo.

Hal senada juga, disampaikan Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz-2024, AKBP Dr. Bayu Suseno, menyebutkan, saat ini yang dikedepankan untuk negosiasi dengan Egianus Kogoya memang benar Penjabat (Pj) Bupati Nduga, Edison Gwijangge.

"Karena beliau memiliki kedekatan kekerabatan dengan Egianus Kogoya," kata Bayu Suseno.

Sebu Bayu, berbagai upaya komunikasi sudah dibuka oleh Pj Bupati, namun sampai hari ini belum ketemu kesepakatan terkait pembebasan pilot.

'Kami dari Satgas Damai Cartenz 2024 mengedepankan upaya soft approach terlebih dahulu karena pertimbangan kemanusiaan dan keselamatan pilot itu sendiri," tutur Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz-2024 itu.***

Editor: Richard Mayor

Tags

Terkini

Terpopuler