NGAWUR, Dubes Israel Nyatakan Telah Berusaha Cegah Jatuhnya Korban di Gaza

14 Desember 2023, 18:49 WIB
Kondisi di Khan Younis yang menyebabkan Senator AS dan sejumlah anggota Parlemen Inggris minta pemerintahannya menarik dukungan untuk Israel. /Reuters/

SUARA JAYAPURA - Duta besar Israel untuk Inggris Tzipi Hotovely melontarkan pernyataan yang kontroversial lantaran tidak sesuai fakta selama perang di Gaza, Palestina. 

Israel diketahui menggempur Jalur Gaza dari udara dan darat, melakukan pengepungan, dan melancarkan serangan darat sebagai pembalasan atas serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober.

Sedikitnya 18.068 warga Palestina tewas dan hampir 50.600 lainnya terluka dalam serangan Israel, menurut otoritas kesehatan Gaza.

Baca Juga: Biden Kritik Pemerintahan Netanyahu, Israel Ngotot Tanpa Dukungan Internasional

Korban jiwa di pihak Israel dalam serangan Hamas mencapai 1.200 orang, sementara sekitar 139 orang masih disandera, menurut data resmi.

Namun, Hotovely mengaku bahwa Israel telah melakukan segalanya untuk mencegah jatuhnya korban selama perang melawan Hamas, di Gaza, Palestina. 

Pernyataan itu disampaikan dalam sebuah wawancara dengan Sky News pada Rabu 13 Desember 2023.

Dalam wawancara itu, ia juga tidak mengakui adanya kritis kemanusiaan di Gaza. Bahkan menyebut negaranya tidak melakukan pengebomam terhadap warga sipil di wilayah kantong yang terkepung tersebut.

Baca Juga: Tanggapi Kritik Joe Biden, Dubes Israel untuk Inggris Singgung ISIS

Tolak Solusi Dua Negara

Hotovely menyatakan mengesampingkan kemungkinan "solusi dua negara" menyangkut penyelesaian konflik Palestina dan Israel.

"Saya pikir sudah waktunya bagi dunia untuk menyadari kegagalan paradigma Oslo pada 7 Oktober dan kita perlu membangun paradigma baru," kata Hotovely, mengacu pada hari ketika kelompok Palestina Hamas melancarkan serangan lintas batas terhadap Israel.

"Israel tahu hari ini dan dunia harus tahu sekarang bahwa alasan kegagalan perjanjian Oslo adalah karena Palestina tidak pernah ingin memiliki negara di samping Israel, mereka ingin memiliki negara dari sungai sampai laut," katanya, menambahkan.*** 

 

Editor: Muhammad Rafiq

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler