Pelemahan Rupiah Menurut Analis Berkaitan dengan Kondisi di China

- 9 Juni 2023, 13:23 WIB
Ilustrasi rupiah.
Ilustrasi rupiah. /Antara/Sigid Kurniawan/

SUARA JAYAPURA - Rupiah dikabarkan mengalami pelemahan pada pembukaan perdagangan hari ini, Jumat, 9 Juni 2023 

Kondisi ini ditanggapi Analis ICDX Revandra Aritama, bahwa dipengaruhi sentimen domestik, yakni kekhawatiran atas penurunan aktivitas ekspor China. 

“Turunnya permintaan dari China ini memberikan ancaman untuk positifnya neraca dagang yang telah berjalan selama ini,” ujar dia, di Jakarta pada Jumat, 9 Juni 2023.

Baca Juga: CATAT, Ini Ketentuan Asuransi Jiwa dan Kecelakaan Bagi Jemaah Haji Reguler Indonesia 

Diketahui, pasca pembukaan lockdown COVID-19, kondisi perekonomian di China disebut belum kembali normal seperti yang terjadi di industri manufaktur China.

Sementara sektor energi di China disebut masih memiliki stok bahan bakar, terutama batu bara yang cukup energi.

Revandra menyebut energinya cukup melimpah sehingga ada peluang impor China untuk komoditi tersebut juga berpeluang menurun.

Baca Juga: DPR Usul Jenderal Bintang Empat Pimpin BNPT dan BNN, Ini Respon Mabes Polri

Meski begitu, kondisi perekonomian Indonesia masih dalam level baik-baik saja. 

Perekonomian dalam negeri yang baik mampu menyerap investasi dari domestik maupun luar negeri, sehingga mempengaruhi penguatan rupiah.

“Namun kondisi ekonomi Indonesia sendiri secara umum disebut ada di level yang baik. Inflasi relatif terjaga, pertumbuhan ekonomi juga dinilai sangat baik, cadangan devisa juga ada di level yang baik,” ujarnya lagi.

Baca Juga: KEREN, Indonesia Punya 5 Tempat Wisata Layak Jadi MICE Skala Internasional, di Sini Lokasinya

Faktor lainnya, Revandra mengatakan yakni rilis tenaga kerja AS yang menunjukkan peningkatan unemployment claim.

Hal ini memperlihatkan pasar tenaga kerja AS yang lemah, ditambah dengan data neraca perdagangan yang saat ini berada di kisaran -74,6 miliar dolar AS dari sebelumnya -60,6 miliar dolar AS.

“Hal ini menunjukkan ekonomi AS sedang dalam kondisi tertekan, oleh karena itu The Fed dikabarkan mulai mempertimbangkan untuk menahan atau bahkan mengurangi nilai suku bunga," jelasnya. 

"Jika ini benar terjadi dan kondisi ekonomi AS belum berhasil membaik, peluang rupiah untuk menguat semakin besar,” tambahnya, dikutip suarajayapura.com dari Antara. 

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi melemah 0,12 persen atau 17 poin menjadi Rp14.895 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.877 per dolar AS.***

Editor: Muhammad Rafiq


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x