"Peraturan baru untuk MSQ di tahun 2023 melarang gaya bicara yang berlebihan. Namun, saya masih melihat beberapa peserta yang menggunakan gaya bicara tersebut," ujarnya.
Ia menilai meskipun rata-rata penyampaian para peserta sudah bagus dan layak untuk ke tingkat nasional, masih ada beberapa kekurangan dalam pendampingan dari pembimbing.
"Para pembimbing kurang mengenal teks yang digunakan. Misalnya, dalam bagian terjemah dan isi, ada susunan yang harus diikuti seperti pembukaan, latar belakang, pembahasan, dan analisis. Namun, beberapa peserta tidak dapat menyusun bagian-bagian ini dengan baik," kata Syaiful.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua ini juga menyoroti masalah plagiarisme yang masih terjadi di kalangan peserta.
"Masih banyak peserta yang hanya melakukan copy-paste. Seharusnya, mereka menghasilkan karya yang orisinal dan kreatif. Data otentik harus terbarukan dan kontekstual," tambahnya.***