Demi Kemajuan, Sulawesi Tengah Bakal Terbelah Jika Proyek Termahal Ini Berhasil di Bangun, Ini Manfaatnya

- 22 Maret 2024, 20:13 WIB
Ekspansi Terusan Suez Akan Selesai pada Juli 2023 Mendatang.
Ekspansi Terusan Suez Akan Selesai pada Juli 2023 Mendatang. /REUTERS/Amr Abdallah Dalsh

SUARA JAYAPURA - Sebuah proyek termahal dan terbesar bakal membelah Sulawesi Tengah jadi dua bagian atau bisa disebut membelah Pulau Sulawesi. 

Proyek ini dibangun untuk menangkap dampak positif dari perpindahan Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Pulau Kalimantan, yakni IKN Nusantara. Tidak hanya bagi Sulawesi Tengah saja, tapi juga seluruh daerah di kawasan Indonesia Timur.

Nantinya proyek ini akan menjadikan Sulawesi Tengah sebagai gerbang kawasan Indonesia Timur melalui jalur laut. 

Baca Juga: Bukan Proyek Ikan Teri, Proyek di Sulawesi Tengah Siap-siap Belah Pulau Sulawesi, Ini Fungsinya

Proyek paling prestisius itu adalah sebuah terusan serupa Terusan Suez yang ada di Mesir dengan panjang 28 km.

Manfaatnya proyek terusan di Sulawesi Tengah ini mampu menghemat bahan bakar yang dikeluarkan 1.000 kapal dalam setahun dengan total biaya menembus angka Rp1,9 triliun.

Selain itu, terusan di Sulawesi Tengah ini juga memangkas waktu perjalanan setiap kapal. Sekaligus memudahkan akses distribusi barang me wilayah IKN, maupun sebaliknya.

Selama ini kapal yang masuk ke wilayah Indonesia Timur dari IKN harus memutar wilayah pulau Sulawesi melewati Gorontalo, Sulawesi Utara menuju pulau Papua. Begitupun sebaliknya dari wilayah Papua ke IKN. Jalur lainnya adalah melewati Sulawesi Selatan kemudian menuju Papua. 

Baca Juga: Terpanjang Ketiga 2,7 Meter, Ini Tipe Jembatan yang akan Dibangun di Sulawesi Tengah

Melintasi wilayah Pulau Sulawesi memerlukan perjalanan yang sangat jauh mencapai 2.000 mill dengan biaya bahan bakar yang sangat banyak. 

Jika proyek terusan di Sulawesi Tengah ini berhasil dibangun, tidak menutup kemungkinan jadi lintasan pertama kapan menuju wilayah timur Indonesia. 

Terusan ini akan menghubungkan dua selat, yakni Selat Makassar dengan Teluk Tomini yang dipisahkan daratan sepanjang 28 km.

Hanya saja, pemerintah diperhadapkan dengan dua opsi, pertama mengeruk tanah dengan lebar 200 meter di Sulawesi Tengah.  Tantangan yang dihadapi mengeruk sebuah gunung yang tingginya mencapai 70 meter. Jumlah material yang bakal dibuang diprediksi melebihi 2 juta meter kubik.

Baca Juga: Daerah Tambang di Sulawesi Tengah Ini Ingin Pisah, Tapi Bukan Bentuk Provinsi Baru

Kedua, mengeruk gunung setinggi 450 meter dengan material terbuang 3 juta meter kubik. Sayangnya, panjang terusan untuk opsi kedua ini lebih pendek yakni 18,5 km dengan lebar 200 meter. Tentu tidak sesuai target yang seharusnya sepanjang 28 km.

Dilansir dari laman sultengprov.go.id, proyek yang dinamakan Terusan Khatulistiwa sudah dimasukkan dalam RPJMD Sulawesi Tengah Tahun 2021-2026.

Wilayah yang dipilih ialah Desa Tambu, Kabupaten Donggala dan Desa Kasimbar, Kabupaten Parigi Moutong.***

Editor: Muhammad Rafiq


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x