Sulawesi Tengah Makin 'Gila', Mau Bangun Proyek Terusan Seperti Suez di Mesir

- 15 Maret 2024, 16:13 WIB
Sejarah Terusan Suez, Jalur Pelayaran Tersibuk Di Dunia
Sejarah Terusan Suez, Jalur Pelayaran Tersibuk Di Dunia /REUTERS

SUARA JAYAPURA - Hadirnya Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan memberikan dampak yang bagi semua daerah, terutama daerah yang berada di kawasan indonesia timur.

Provinsi Sulawesi Tengah salah satu daerah paling merasakan dampak positif dari hadirnya IKN. Provinsi ini merupakan daerah di kawasan Indonesia Timur terdekat dari IKN, karena itu digadang-gadang jadi gerbang utama ke kawasan tersebut.

Hal ini dimanfaatkan Sulawesi Tengah untuk membangun sebuah infrastruktur berupa terusan yang tidak kalah dari Suez yang ada di Mesir dengan panjang 28 km.

Baca Juga: Terpanjang Ketiga 2,7 Meter, Ini Tipe Jembatan yang akan Dibangun di Sulawesi Tengah

Kehadiran terusan di Sulawesi Tengah ini mampu menghemat bahan bakar yang dikeluarkan 1.000 kapal dalam setahun dengan total biaya menembus angka Rp1,9 triliun.

Selain bahan bakar dan biaya, terusan di Sulawesi Tengah ini juga memangkas waktu perjalanan setiap kapal. Sekaligus memudahkan akses distribusi barang me wilayah IKN, maupun sebaliknya.

Saat ini, setiap kapal yang masuk ke bagian timur indonesia dari IKN harus memutar wilayah pulau Sulawesi melewati Gorontalo, Sulawesi Utara menuju pulau Papua. Begitupun sebaliknya dari wilayah Papua ke IKN.

Melintasi wilayah Pulau Sulawesi memerlukan perjalanan yang sangat jauh yakni mencapai 2.000 mill dengan biaya bahan bakar yang tidak sedikit.

Baca Juga: Alasan Dibangun Jembatan dan Bandara, Ini Surga Tersembunyi di Banggai Kepulauan Sulawesi Tengah

Jika terusan di Sulawesi Tengah berhasil dibangun, maka akan dapat menjadi jalan pintas yang dapat memangkas waktu tempuh tanpa memutar pulau Sulawesi lagi.

Terusan ini akan menghubungkan dua selat, yakni Selat Makassar dengan Teluk Tomini yang dipisahkan daratan sepanjang 28 km.

Dalam pembangunan terusan ini ada 2 opsi, pertama ialah sebuah terusan sepanjang 28 km dengan cara mengeruk tanah dengan lebar 200 meter di Sulawesi Tengah.

Tantangan yang dihadapi mengeruk sebuah gunung yang tingginya mencapai 70 meter. Jumlah material yang bakal dibuang diprediksi melebihi 2 juta meter kubik.

Baca Juga: Sulawesi Tengah Sibuk Ukir Sejarah! Bersiap Punya Dua Infrastruktur Megah dan Pertama, Tapi Bukan di Kota Palu

Opsi kedua, lebih menantang lagi yakni harus mengeruk gunung setinggi 450 meter dengan material terbuang 3 juta meter kubik.

Sayangnya, panjang terusan untuk opsi kedua ini lebih pendek yakni 18,5 km dengan lebar 200 meter. Tentu tidak sesuai target yang seharusnya sepanjang 28 km.

Dilansir dari laman sultengprov.go.id, proyek yang dinamakan Terusan Khatulistiwa sudah dimasukkan dalam RPJMD Sulawesi Tengah Tahun 2021-2026.

Wilayah yang dipilih ialah Desa Tambu, Kabupaten Donggala dan Desa Kasimbar, Kabupaten Parigi Moutong.***

Editor: Muhammad Rafiq


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah