Ini yang Tidak Diinginkan AS Jika Setuju Resolusi DK PBB

- 10 Desember 2023, 19:31 WIB
Pertemuan tingkat tinggi Dewan Keamanan mengenai masalah Palestina-Israel di Markas Besar PBB, pada 29 November 2023.
Pertemuan tingkat tinggi Dewan Keamanan mengenai masalah Palestina-Israel di Markas Besar PBB, pada 29 November 2023. /ANTARA/Xinhua/Li Rui/

SUARA JAYAPURA - Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza tampaknya terhalang Amerika Serikat (AS).

AS pada Jumat 8 Desember 2023 memveto resolusi DK PBB karena ada hal yang tidak diinginkan meski dukung Israel dan Palestina damai. 

Robert Wood, perwakilan AS untuk PBB, mengatakan pemerintahan Joe Biden menggunakan hak veto karena gencatan senjata akan membuat Hamas tetap berkuasa di Gaza.

Baca Juga: Israel Tak Peduli dengan Warganya yang Ditawan di Gaza, Sebut Hamas

"Selama Hamas tetap pada ideologi penghancurannya, gencatan senjata apa pun hanya bersifat sementara dan tentu saja bukan perdamaian. Dan gencatan senjata yang membiarkan Hamas tetap menguasai Gaza akan menutup kesempatan warga sipil Palestina untuk membangun sesuatu yang lebih baik bagi diri mereka sendiri," kata Wood.

"Oleh karena itu, meskipun AS sangat mendukung perdamaian abadi di mana Israel dan Palestina bisa hidup damai dan aman, kami tidak mendukung seruan resolusi untuk gencatan senjata yang hanya akan menjadi benih bagi perang berikutnya,” katanya, menambahkan.

Sejauh ini, lebih dari 17.000 orang Palestina telah tewas dan lebih dari 46 ribu lainnya terluka di Gaza akibat serangan udara dan darat Israel secara terus menerus, menurut otoritas kesehatan Gaza.

Sekitar 70 persen dari jumlah korban tewas adalah perempuan dan anak-anak, dan sekitar 1,8 juta warga telah mengungsi ke wilayah yang lebih aman.

Baca Juga: Penjajah Israel Makin Cuek Desakan Dunia, Abaikan AS dan PBB

Israel melancarkan serangan di Gaza sebagai balasan atas serangan lintas batas yang dilakukan kelompok perlawanan Palestina Hamas pada 7 Oktober. Serangan itu menewaskan lebih dari 1.200 warga Israel dan 240 lainnya dibawa ke Gaza sebagai sandera.

Gencatan senjata selama sepekan memungkinkan pembebasan sekitar 100 sandera dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, meski jumlahnya sangat sedikit dibandingkan waktu sebelum perang.

Setelah gencatan senjata berakhir pada 1 Desember, jumlah bantuan berkurang lagi dan Israel melanjutkan serangannya ke wilayah kantong Palestina itu.***

Editor: Muhammad Rafiq

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x