Banyak Pemilih Pemilu 2024 Cocok dengan PSI, Jokowi Beri Giring Tips: Pasti Dapat

- 1 Februari 2023, 08:07 WIB
Presiden Joko Widodo dihadapan kader PSI
Presiden Joko Widodo dihadapan kader PSI /Muhammad Rafiq/

SUARA JAYAPURA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut sebagian besar pemilih Pemilu 2024 sangat cocok dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). 

Hal itu disampaikan dihadapan seluruh kader PSI dalam puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-8 PSI di Jakarta pada Selasa, 31 Januari 2023 malam.

Besarnya pemilih Pemilu 2024 diperkuat dengan data yang Jokowi sempat tanyakan kepada Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Baca Juga: Jokowi Pesan Jangan Ikuti Partai Lain, 60 Persen Pemilih Cocok dengan PSI

Ia menanyakan tentang populasi pemilih usia 17 sampai 39 tahun untuk Pemilu 2024 yang ternyata berjumlah nyaris 60 persen.

"Ada 60 persen kurang sedikit, itu anak-anak muda semuanya, dan pasar segmen sebesar itulah yang memang harus disasar dan didapatkan oleh PSI," jelasnya, dililhat suarajayapura.com dari YouTube Partai Solidaritas Indonesia.

Untuk menggaet besarnya pemilih Pemilu 2024 itu, Jokowi membagikan tips agar PSI bisa mendapatkan suara tersebut. 

Ia menyarankan Ketua Umum PSI Giring Ganesha agar jeli dalam mengangkat isu-isu yang sesuai dengan karakter pemilih usia 17 sampai 39 tahun.

Baca Juga: Cek, Ini Daftar Nama Laki-laki dan Perempuan Paling Populer di Indonesia

"Jangan mengangkat isu-isu yang tidak disukai anak-anak muda kita," katanya pula.

Lebih jauh, Jokowi mengingatkan agar PSI menghindari terjebak menjadi pengikut arus yang dibuat partai politik lain.

PSI mestinya menciptakan tren yang sudah dilakukan partai-partai lain.

"Jangan ngikutin mereka. Isunya jangan ngikutin mereka. Jangan jadi follower tapi harus jadi trendsetter-nya. Dapat, pasti dapat," ujar Jokowi.

Baca Juga: PSI Dapat Tugas dari Jokowi, Syaratnya Kader Harus Lolos Jadi Anggota DPR RI

Jokowi juga sempat mencontohkan bagaimana ia berhasil menggaet kalangan pemilih muda saat maju dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012 bersama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Jokowi merujuk pada keputusannya menggunakan ikon baju kotak-kotak selama masa kampanye Pilgub DKI 2012, membedakan diri dari tradisi penggunaan kombinasi busana jas, dasi dan peci.

"Saat itu saya ingat menyiapkan dengan Pak Ahok itu baju kotak-kotak. Enggak ada yang berani membuat tren seperti itu. Itu ada risikonya. Risikonya bisa kalah kalau keliru, tapi ternyata disambut oleh masyarakat utamanya masyarakat muda," ujarnya.

Oleh karena itu Jokowi menyarankan agar PSI juga berani untuk mencari cara membedakan identitas mereka dengan partai-partai politik lain.***

Editor: Muhammad Rafiq

Sumber: Youtube Partai Solidaritas Indonesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x