Network
SUARA JAYAPURA - Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, menegaskan bahwa tetap menggunakan pendekatan senjata dalam menangani persoalan Papua, atas pergerakan separatis yang selama ini dilakukan oleh Kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) masih kombatan.
Agus menyebut hard power adalah langkah penegakan hukum demi mempertahankan kedaulatan negara.
“Karena mereka (oganisasi Papua merdeka/kelompok kriminal bersenjata) masih kombatan, jadi akan kita lawan dengan senjata tentunya,” kata Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca Juga: Manfaatkan Lahan Kosong, TNI Lakukan Budidaya Tanaman
Terkait pernyataan Panglima TNI tersebut, nampaknya dinilai bukan untuk menyelesaikan masalah, melainkan memperpanjang masalah di Papua.
Menurut Direktur Perkumpulan Advokat Hak Asasi Manusia atau PAHAM Papua, Gustav Kawer, semestinya yang dilakukan Panglima TNI baru itu adalah dengan pendekatan human security atau pendekatan keamanan manusia menjadi hal yang terpenting di Papua.
"Apa yang dikatakan Panglima TNI merupakan pernyataan yang mengulangi kegagalan negara mulai dari integrasi hingga saat ini. Karena pendekatan senjata tidak membuahkan hasil dari Tahun 1969 hingga saat ini, justru menambah daftar kekerasan militer atau pelanggaran HAM di Papua," ucap Gustaf Kawer pada Jumat, 24 November 2023.
Human Security, tegas Gustav, berarti manusia di Papua yang di jadikan sentral dari pembangunan baik ekonomi, pendidikan, kesehatan, juga sosial politik, termasuk penyelesaian pelanggaran HAM, dan sejarah masa lalu mendapat tempat untuk diselesaikan secara bermartabat.
Baca Juga: TNI Berhasil Gagalkan Bantuan Senjata Milik KST Nduga
